Beberapa warganet menilai jika unggahan tersebut terlalu kebetulan dengan momen Deddy Corbuzier membela revisi UU TNI.
Lebih lanjut dalam video yang diunggah Deddy Corbuzier, podcaster tersebut mengatakan bahwa jika masyarakat ingin melakukan protes pun, pemerintah akan tetap mendengarkan. Tetapi, ia menilai jika aksi protes tersebut dapat mengancam proses demokrasi.
"Bagi kami, gangguan yang terjadi sudah mengarah pada sebuah tindak kekerasan anarkis. Namun, yang terjadi kemarin adalah bukan sebuah kritik atau masukan yang membangun, tapi merupakan tindakan ilegal dan melanggar hukum," imbuh Deddy Corbuzier.
Ia pun mengklaim bahwa rapat revisi UU TNI sama sekali tidak membahas dwifungsi ABRI, sebagaimana yang dikhawatirkan oleh publik.
"Bapak Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin itu sudah berkali-kali menegaskan bahwa dwifungsi TNI sudah dikubur sejak dulu, arwahnya sudah tidak ada, bahkan jasadnya pun sudah tidak ada," aku Deddy Corbuzier.
Alhasil, mayoritas warganet juga menilai jika video yang diunggah oleh Deddy Corbuzier adalah kampanye disinformasi yang disengaja.
"Kurang malu apa sama Netflix sampe diginiin?" tulis akun @radit******
"Perfect timing banget wkwkw. Mana mirip banget sama Deddy," komentar @dands*****
"Netflix berani banget nyindir @corbuzier. Liat Ded, lu disindir Netflix, masa diam aja. Ayo somasi Netflix," tambah @dawgf*********
Baca Juga: Review Squad 36: Polisi Hanya Membusuk dan Itulah Akhir yang Sinis!
"Saking ngeselinnya itu stafsus, Netflix sampai ikutan ngejulid," sambung @lhif****