Terima Sinyal Misterius Sejak 1980, Planet Ini Alami Kiamat Mengerikan Hingga Hancur

Minggu, 16 Maret 2025 | 17:45 WIB
Terima Sinyal Misterius Sejak 1980, Planet Ini Alami Kiamat Mengerikan Hingga Hancur
Ilustrasi kiamat (Freepik/vector_corp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teka teki mengenai sinyal misterius yang muncul sejak 1980 lalu akhirnya dipecahkan oleh para ilmuwan. Diketahui, sinyal tersebut berasal dari sebuah planet yang mengalami kiamat mengerikan hingga hancur berkeping-keping.

Kondisi planet yang telah hancur ini pertama kali ditemukan oleh teleskop Chandra X-ray Observatory NASA dan satelit XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa.

Dalam pengamatannya nampak planet tersebut berada dalam kondisi hancur usai mengalami kiamat. Penyebabnya rupanya adalah karena ditabrak oleh katai putih, bintang redup di alam semesta.

Katai putih ini diketahui berada di pusat nebula planet yang juga dikenal sebagai Nebula Helix atau WD 2226-210. Di pusat Nebula Helix ini ditemukan katai putih yang menjadi penyebab hancurnya sebuah planet.

Dilansir dari Newsweek, pada awal ditemukan, para ilmuwan menduga jika sinyal misterius tersebut berasal dari puing-puing planet yang ditarik ke katai putih.

Ilustrasi planet misterius, NGTS-1b . [AFP]
Ilustrasi planet misterius . [AFP]

Sayangnya, penyebab hancurnya planet ini masih belum bisa dipastikan oleh para ilmuwan. Jika dugaan ini benar, maka ini menjadi kasus pertama ketika sebuah planet bisa dihancurkan oleh katai putih yang berada di pusat nebula planet.

Identitas planet tersebut masih belum diketahui. Namun para ilmuwan sebelumnya mengaku menemukan planet dengan ukuran Neptunus berada di dalam orbit yang tidak jauh dari katai putih.

Sebelumnya, planet ini berada di jarak yang cukup jauh dari katai putih sebelum kemudian kian masuk dan berinteraksi dengan planet lainnya. Sayangnya, ketika berjalan mendekati katai putih, planet ini mengalami gravitasi bintang yang menghancurkannya.

Pada awal ditemukan, planet yang tidak diketahui ini mengalami kehancuran akibat kiamat yang mengerikan. Hingga kini, penelitian mengenai planet tersebut terus dilakukan guna mengetahui lebih lanjut mengenai dampak buruk tabrakan katai putih yang menjadi ancaman.

Baca Juga: Berbasis Alkitab, Surat Isaac Newton di Tahun 1704 Prediksi Waktu Kiamat

Pandangan sains mengenai kiamat

Ilustrasi kiamat. [Dok.Pixabay]
Ilustrasi kiamat. [Dok.Pixabay]

Dalam dunia ilmiah, kiamat tidak hanya sebatas mitos atau kepercayaan, tetapi juga merupakan skenario yang dipelajari secara serius oleh para ilmuwan. Sains memandang kiamat dapat terjadi saat kematian Matahari yang diketahui merupakan sumber kehidupan di Bumi.

Para ilmuwan memprediksi bahwa dalam sekitar 5 miliar tahun ke depan, matahari akan kehabisan bahan bakar hidrogen dan mulai membesar menjadi raksasa merah.

Dalam fase ini, matahari bisa menelan planet-planet di dekatnya, termasuk Bumi, sebelum akhirnya runtuh menjadi katai putih.

Kiamat lainnya dalam sains adalah ketika terjadi tabrakan dengan asteroid raksasa. Bumi pernah mengalami dampak dari asteroid besar sekitar 66 juta tahun yang lalu, yang menyebabkan kepunahan massal dinosaurus.

Jika asteroid dengan ukuran besar (lebih dari 10 km) menabrak Bumi lagi, dampaknya bisa menghancurkan kehidupan secara drastis. Selain itu ada juga kiamat yang berkaitan dengan medan magnet Bumi. 

Medan magnet Bumi berfungsi sebagai pelindung dari radiasi matahari. Namun, dalam sejarahnya, medan magnet ini pernah mengalami pembalikan arah, di mana kutub utara dan selatan bertukar tempat. 

Jika pembalikan ini terjadi secara drastis, lapisan pelindung Bumi bisa melemah sementara, membuat planet kita lebih rentan terhadap radiasi berbahaya yang bisa mengganggu kehidupan.

Dari berbagai skenario di atas, beberapa kemungkinan kiamat masih jauh di masa depan, sementara ancaman seperti perubahan iklim sudah mulai terasa sekarang.

Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti kapan dan bagaimana dunia akan berakhir, sains terus berusaha mencari solusi untuk mempertahankan kehidupan di Bumi selama mungkin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI