![Ilustrasi kiamat. [Dok.Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/original/2024/06/25/54347-ilustrasi-kiamat.jpg)
Dalam dunia ilmiah, kiamat tidak hanya sebatas mitos atau kepercayaan, tetapi juga merupakan skenario yang dipelajari secara serius oleh para ilmuwan. Sains memandang kiamat dapat terjadi saat kematian Matahari yang diketahui merupakan sumber kehidupan di Bumi.
Para ilmuwan memprediksi bahwa dalam sekitar 5 miliar tahun ke depan, matahari akan kehabisan bahan bakar hidrogen dan mulai membesar menjadi raksasa merah.
Dalam fase ini, matahari bisa menelan planet-planet di dekatnya, termasuk Bumi, sebelum akhirnya runtuh menjadi katai putih.
Kiamat lainnya dalam sains adalah ketika terjadi tabrakan dengan asteroid raksasa. Bumi pernah mengalami dampak dari asteroid besar sekitar 66 juta tahun yang lalu, yang menyebabkan kepunahan massal dinosaurus.
Jika asteroid dengan ukuran besar (lebih dari 10 km) menabrak Bumi lagi, dampaknya bisa menghancurkan kehidupan secara drastis. Selain itu ada juga kiamat yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.
Medan magnet Bumi berfungsi sebagai pelindung dari radiasi matahari. Namun, dalam sejarahnya, medan magnet ini pernah mengalami pembalikan arah, di mana kutub utara dan selatan bertukar tempat.
Jika pembalikan ini terjadi secara drastis, lapisan pelindung Bumi bisa melemah sementara, membuat planet kita lebih rentan terhadap radiasi berbahaya yang bisa mengganggu kehidupan.
Dari berbagai skenario di atas, beberapa kemungkinan kiamat masih jauh di masa depan, sementara ancaman seperti perubahan iklim sudah mulai terasa sekarang.
Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti kapan dan bagaimana dunia akan berakhir, sains terus berusaha mencari solusi untuk mempertahankan kehidupan di Bumi selama mungkin.
Baca Juga: Berbasis Alkitab, Surat Isaac Newton di Tahun 1704 Prediksi Waktu Kiamat