Tidak hanya itu, di bagian lehernya terlihat ada 4 ikatan dan 10 cincin di kaki. Sebuah pelat juga berada di area perutnya dan dipasang bersama dengan cincin-cincin yang ada. Kondisi ini membuat kerangka nampak menggunakan baja di seluruh tubuhnya.
Usai ditemukan kerangka biarawati ini kemudian diteliti, hasil penelitiannya ini kemudian diterbitkan di Journal of Archaelogical Science: Reports. Kondisi yang buruk membuat ilmuwan kesusahan mengungkap jenis kelamin kerangka tersebut.
Alhasil para ilmuwan menggunakan protein dalam enamel gigi untuk mengetahui jenis kelamin kerangka tersebut. Ketika selesai diteliti, kerangka manusia ini diketahui adalah seorang perempuan yang berprofesi sebagai biarawati.
Penemuan kerangka biarawati tersebut menjadi bukti pertama mengenai ritual penyiksaan diri Biantium yang dilakukan tidak hanya oleh laki-laki namun juga perempuan.
Bizantium diketahui merupakan penduduk kota Konstantinopel yang kini menjadi Roma Baru. Kekaisaran ini diketahui ada dari tahun 330M dan berada di bawah perintah Roma Baru sebagai Kekaisaran Kristen.
Wanita yang ada di Kekaisaran Bizantium diketahui memiliki peran beragam sebagai dokter, biarawati hingga permaisuri. Di lokasi ini akan ditemukan banyak biara yang berfungsi sebagai sekolah, rumah sakit hingga panti jompo.
Tentang Asketisme
Menurut Oxford English Dictionary, asketisme adalah prinsip atau praktik para petapa; disiplin diri yang ketat, pantangan yang keras, kesederhanaan.
Sedangkan menurut halaman Wikipedia, asketisme atau asketisisme adalah mendisiplinkan diri sendiri dan berpantang dalam bentuk dan pada taraf tertentu adalah bagian dari praktik keagamaan dalam banyak agama dan tradisi kerohanian.
Baca Juga: Gali Rumah Sakit dari Abad ke-18, Arkeolog Temukan Prasasti Kutukan untuk Ritual Mengerikan
Gaya hidup asketisme secara khusus dikaitkan dengan para biarawan, biarawati, dan fakir dalam agama-agama Abrahamis, serta para biku, muni, sanyasi, dan yogi dalam agama-agama India.