Peringatan BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Periode Mudik Lebaran 2025, Ini Wilayahnya

Dicky Prastya Suara.Com
Selasa, 11 Maret 2025 | 23:31 WIB
Peringatan BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Periode Mudik Lebaran 2025, Ini Wilayahnya
Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Sejumlah petugas PPSU berjaga saat banjir rob di Jalan Pluit Karang Ayu Barat, Pluit, Jakarta, Selasa (17/12/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa/am.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem yang diprediksi muncul jelang periode Lebaran 2025 atau Idulfitri 1446 H.

Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan, perlunya antisipasi dini terhadap hujan lebat, banjir, gelombang tinggi, hingga gelombang pasang maksimum di wilayah pesisir.

“Cuaca ekstrem masih bisa terjadi hingga awal April, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran. Intensitas hujan di sejumlah wilayah diperkirakan masih tinggi, bahkan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor,” ungkap Dwikorita dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).

Dwikorita memaparkan, curah hujan masih cukup tinggi di beberapa wilayah meskipun Indonesia sudah memasuki masa transisi menuju musim kemarau di bulan April.

Khusus di 10 hari pertama April, yang bertepatan dengan arus balik Lebaran, hujan lebat berdurasi singkat tetap berpotensi terjadi, terutama di wilayah pesisir dan daerah rawan longsor.

Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai gelombang tinggi hingga 2 meter di perairan selatan Sumatera, selatan Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.

Kemudian adanya potensi banjir rob pada akhir Maret menjelang fase bulan purnama yang dapat meningkatkan pasang maksimum di wilayah pesisir.

Dwikorita menambahkan, peristiwa banjir besar yang terjadi di awal tahun ini menunjukkan perlunya pembenahan sistem drainase dan perlindungan lingkungan, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Ia menyoroti bahwa meski intensitas hujan tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2020, dampak banjir justru lebih parah.

Baca Juga: Gibran Sering Muncul di Kamera Buat Bantu Warga, Rocky Gerung: Dia Tidak Berkapasitas

“Kondisi lingkungan dan sistem aliran air yang kurang optimal menjadi penyebab utama. Banjir besar terjadi padahal curah hujannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya tetapi dampaknya jauh lebih parah di tahun ini. Jadi data dan fakta ini menunjukkan bagaimana pengaruh kondisi lingkungan kita," beber dia.

Sebagai bentuk mitigasi jangka pendek, BMKG meminta aparat daerah untuk memanfaatkan aplikasi Infobmkg (Weather Prediction), yang menyediakan prakiraan cuaca harian hingga enam hari ke depan selama periode Lebaran.

Aplikasi ini memuat informasi lengkap seperti intensitas hujan, suhu udara, kecepatan dan arah angin, serta potensi gelombang tinggi di jalur-jalur mudik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI