Suara.com - Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peluang Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI), mengingat tingkat adopsi yang tergolong tinggi di kawasan Asia Tenggara.
Namun, potensi AI ini hadir bukan tanpa hambatan dan salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Hal ini diungkap Sekjen Partnership Kolaborasi Riset & Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial/KORIKA, Sri Safitri.
"Hingga saat ini, jumlah individu yang memiliki keahlian dalam bidang AI masih sangat sedikit," ujarnya dalam diskusi Forum Wartawan Teknologi (FORWAT), perayaan Hari Ulang Tahun ke-5, Jakarta, Senin (10/3/2025).
Bahkan, dia menambahkan, program studi khusus AI di Indonesia baru dimulai.
Tidak hanya itu, Sri juga menyampaikan hambatan lain dalam perkembangan AI di Indonesia, yakni infrastruktur digital.
![Diskusi peran AI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di Jakarta, Senin (10/3/2025). [Suara.com/Dythia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/11/20659-diskusi-peran-ai-dalam-mendorong-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.jpg)
Di dalamnya adalah kurangnya pendanaan dan riset & pengembangan (R&D).
"Dari sisi regulasi, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam pengelolaan data dan kebijakan terkait AI. Terakhir, keterbatasan akses terhadap teknologi,” dia menjelaskan.
Sementara itu, Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS menambahkan, adopsi AI yang tumbuh pesat di sektor finansial dan ekonomi digital menunjukkan bahwa teknologi ini telah menjadi tulang punggung transformasi ekonomi.
Baca Juga: Disrupsi Digital Mengancam, Jurnalisme Berkualitas Diselamatkan, Ini Pedoman Terbaru Komdigi
"Dengan dukungan strategi pemerintah, kolaborasi industri, serta peningkatan keterampilan tenaga kerja, AI dapat memberdayakan Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkapnya.
Adrian Lesmono, Country Lead Business NVIDIA mengatakan, teknologi AI yang cepat, aman, dan mandiri adalah fondasi kedaulatan digital Indonesia.
"Kedaulatan AI artinya kontrol penuh atas data, efisiensi dan akselerasi digital," ujarnya.
Untuk itu, penerapan AI di Indonesia perlu disesuaikan dengan prioritas pembangunan nasional.