Survei: 98 Persen Bisnis Hadapi Tantangan Autentikasi, BI dan Vida Kolaborasi Lawan Penipuan AI dan Deepfake

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 10 Maret 2025 | 12:20 WIB
Survei: 98 Persen Bisnis Hadapi Tantangan Autentikasi, BI dan Vida Kolaborasi Lawan Penipuan AI dan Deepfake
Ilustrasi Deepfake. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah autentikasi masih menjadi masalah besar dalam menjalankan bisnis, seperti yang tercantum dalam Whitepaper terbaru VIDA, "Where’s The Fraud? The State of Authentication and Account Takeovers in Indonesia".

Sebanyak 98 persen bisnis menghadapi tantangan autentikasi, tetapi hanya 9 persen yang mengadopsi langkah-langkah keamanan yang lebih kuat.

Selain itu, 84 persen bisnis telah mengalami insiden keamanan karena SMS OTP, termasuk penipuan penggantian SIM dan serangan phishing.

Sedangkan, sebanyak 67 persen konsumen telah mengalami transaksi tidak sah di akun digital mereka.

Melihat fenomena ini, Bank Indonesia menyelenggarakan Webinar Perlindungan Konsumen SIGUNA untuk menanggapi peningkatan tajam penipuan Account Takeover (ATO) di Indonesia.

Dedi Noor Cahyanto, Deputi Direktur Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia, menekankan pentingnya keamanan pelanggan.

Ilustrasi AI dan otak manusia. [Ist]
Ilustrasi AI dan otak manusia. [Ist]

“Industri keuangan yang kuat harus selaras dengan langkah pemberdayaan dan edukasi kepada masyarakat, serta selalu update diri dengan perkembangan inovasi di dunia keamanan digital," katanya dalam keterangan resminya, Senin (10/3/2025).

Di tengah maraknya penggunaan AI, dia berharap pelaku usaha perbankan selalu ter-update dengan jenis ancaman fraud yang dapat menimpa nasabahnya dan solusi yang dapat diimplementasi untuk mencegahnya.

"Kepastian keamanan nasabah tetap jadi prioritas utama, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap industri keuangan," ujar Dedi.

Baca Juga: Vida Meluncurkan Teknologi Autentikasi Baru dengan Wajah dan Ponsel

Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA, melihat, lanskap digital di Indonesia menghadapi ancaman baru yang mengkhawatirkan adalah penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Dia menambahkan, Deepfake, yang dapat menciptakan video dan audio palsu yang meyakinkan, dan Account Takeover (ATO), di mana penjahat mencuri identitas online pengguna, dan sudah semakin canggih.

"Penipuan berbasis AI bukan lagi ancaman masa depan, tetapi terjadi saat ini. ATO terjadi ketika penjahat mendapatkan informasi login Anda, dan kemudian mereka bertindak seolah-olah mereka adalah Anda,” ungkapnya.

"Kolaborasi seluruh pelaku industri, dari perbankan hingga penyedia layanan identitas digital, adalah kunci untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan tepercaya bagi masyarakat Indonesia. Dengan bersinergi, industri dapat membangun pertahanan yang kuat dan memastikan keamanan konsumen dalam bertransaksi di ruang digital," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI