3 Istilah Penting Seputar Data Center yang Wajib Anda Tahu di Era Digital

Muhammad Yunus Suara.Com
Rabu, 05 Maret 2025 | 18:33 WIB
3 Istilah Penting Seputar Data Center yang Wajib Anda Tahu di Era Digital
Ilustrasi ChatGPT pusat data sebagai infrastruktur digital [Suara.com/Muhammad Yunus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat data atau data center saat ini sudah menjadi infrastruktur digital yang semakin sering disebut dan menjadi sesuatu yang melekat dengan perkembangan digital di era modern.

Dalam keterangan resmi Microsoft, Rabu 5 Maret 2025 dijelaskan hal itu dapat terjadi karena saat ini data center diam-diam telah mengambil porsi yang besar dalam aktivitas sehari-hari masyarakat yang telah dimanjakan digitalisasi.

Mulai dari memastikan kelancaran pemesanan transportasi online hingga memeriksa saldo di rekening bank, ternyata semua itu bergantung pada keandalan data center.

Agar lebih memahaminya, berikut ada tiga istilah yang perlu dipahami masyarakat awam untuk mengerti betapa pentingnya infrastruktur data center bagi sebuah negara tak terkecuali Indonesia.

Baca Juga: Bersih-Bersih Ruang Digital, Kominfo Blokir DigitalOcean Karena Ini

1. Cloud Region

Cloud Region adalah wilayah geografis tertentu yang berisi sekumpulan data center dari penyedia layanan cloud publik.

Dengan adanya Cloud Region, pengguna dapat mengelola dan memproses data lebih dekat dengan pengguna akhir.

Jika diilustrasikan Cloud Region seperti jaringan kantor pusat layanan ekspedisi di berbagai kota. Setiap kantor pusat (data center) ditempatkan secara strategis untuk memastikan paket (data) dikirim dengan cepat dan efisien ke penerima (end-user).

Sama seperti masyarakat memilih kantor ekspedisi terdekat untuk mengirim paket lebih cepat, Cloud Region memungkinkan pengguna atau bisnis untuk mengakses layanan cloud dengan andal dan performa lebih optimal.

Baca Juga: Groundhog DSP Hadirkan Iklan Digital Berbasis Teknologi AI

Microsoft tengah membangun Indonesia Central, sebuah Cloud Region di Indonesia dan infrastruktur digital ini mencakup tiga availability zones.

Setiap zones terdiri atas sekumpulan data center yang cukup berdekatan untuk memastikan koneksi latensi rendah, tetapi cukup jauh untuk mengurangi risiko gangguan akibat pemadaman listrik atau bencana lokal.

Selain itu, Indonesia Central memenuhi standar keamanan ketat yang diterapkan di Cloud Region Microsoft di seluruh dunia.

Ini mencakup keamanan fisik data center, keamanan jaringan, serta perlindungan perangkat keras dan perangkat lunak di seluruh lingkungan Microsoft Azure.

2. Hyperscale

Istilah hyperscale sering digunakan dalam industri data center, terutama dengan meningkatnya permintaan cloud computing dan AI generatif.

Menurut International Data Corporation (IDC), sebuah data center dikategorikan sebagai hyperscale jika memiliki luas fisik minimal 10.000 kaki persegi (929 meter persegi)—setara dengan dua lapangan basket ukuran standar.

Sementara itu, Synergy Research Group menekankan bahwa hyperscale bukan hanya tentang ukuran, tetapi juga tentang kemampuan untuk secara otomatis meningkatkan kapasitas sesuai kebutuhan serta efisiensi dalam penggunaan energi.

Dengan kata lain, hyperscale data center dirancang untuk menangani beban kerja dalam skala besar dengan tingkat skalabilitas yang ekstrem, memungkinkan pemrosesan ratusan terabyte data secara efisien.

Ke depan, semua data center di Microsoft’s Indonesia Central Region dibangun dengan kapabilitas hyperscale.

Setelah beroperasi, Indonesia Central—yang membutuhkan sekitar 5,4 juta jam kerja untuk pembangunannya—akan memberdayakan berbagai sektor industri untuk memproses workload cloud dan AI dengan aman serta real-time sesuai dengan kebutuhan operasional mereka.

3. Latency

Dengan hadirnya Cloud Region dan infrastruktur hyperscale, muncul istilah lain yang tak kalah penting yakni latency.

Latency memainkan peran krusial dalam pengalaman digital sehari-hari dan operasional bisnis.

Pernahkah pengguna mengalami audio yang tertinggal saat panggilan video? atau transaksi online yang terasa lambat? Semua itu disebabkan oleh tingginya latency.

Secara sederhana latency adalah waktu yang dibutuhkan data untuk berpindah dari perangkat pengguna ke data center dan kembali lagi.

Semakin jauh jarak data center, semakin lama waktu responsnya. Latency yang rendah memastikan komunikasi real-time tanpa jeda.

Dalam dunia bisnis, latency memiliki dampak besar, terutama bagi sektor manufaktur—kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia.

Di industri ini, latency menentukan seberapa cepat data dapat berpindah antara mesin, sistem, atau sensor untuk diproses.

Latency rendah memungkinkan komunikasi yang lebih cepat antarperangkat, yang berdampak pada efisiensi operasional.

Pemrosesan data tepat waktu ini juga membantu dalam hal pemeliharaan prediktif untuk mencegah kerusakan peralatan secara tiba-tiba sehingga memperpanjang siklus hidup alat-alat tersebut.

Untuk menghadirkan latency rendah dan bandwidth tinggi, Indonesia Central akan terhubung dengan Microsoft’s global wide area network (WAN), yang menyediakan konektivitas ke lebih dari 60 region dan 300 data center Azure di seluruh dunia.

Dengan ini, bisnis di Indonesia dapat menikmati layanan cloud yang lebih cepat dan lebih andal, baik untuk streaming, gaming, maupun transaksi keuangan—di tingkat domestik maupun internasional.

Menambahkan informasinya, President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyebutkan dengan pembangunan infrastruktur digital yang tepat di Indonesia.

Seperti yang dilakukan perusahaannya maka peluang ekonomi baru dapat berjalan sesuai dengan percepatan transformasi digital nasional.

Apalagi Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Tentu diperlukan infrastruktur digital yang andal agar perkembangan digitalisasi yang terjadi di tengah masyarakat bisa optimal.

“Transformasi ini adalah langkah visioner untuk menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga pemimpin dalam ekonomi digital berbasis data, terutama di era AI ini,” kata Dharma Simorangkir. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI