Dulu Tim Sukses Prabowo-Gibran, Pengamat Ekonomi Kini Kritik Danantara: Bisa Jadi Alat Politik

Rabu, 05 Maret 2025 | 10:38 WIB
Dulu Tim Sukses Prabowo-Gibran, Pengamat Ekonomi Kini Kritik Danantara: Bisa Jadi Alat Politik
Ilustrasi Gedung Danantara (Suara.com/Achmad Fauzi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mengelola aset negara tengah menjadi polemik di media sosial. Tak sedikit warganet yang tidak setuju dengan terbentuknya Danantara. Pasalnya, aturan yang diterapkan dinilai kebal hukum. Tak hanya itu, publik juga menilai bahwa Danantara dapat dijadikan sebagai celah korupsi.

Baru-baru ini, seorang pengamat ekonomi sekaligus analis pasar modal Prof Ferry Latuhihin membongkar kebusukan Danantara. Sebelumnya, Prof Ferry Latuhihin sendiri merupakan pendukung Prabowo-Gibran sebagai Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres 202. Ia pernah mengenyam pendidikan hingga S3 dari Erasmus University Rotterdam, Belanda.

Pernyataan Prof Ferry Latuhihin direkam dalam video yang dibagikan ulang oleh akun X @yaniarsim. Mulanya, terdengar pembawa acara mempertanyakan perihal respons negatif publik perihal dibentuknya Danantara.

"Apa yang memicu market ataupun masyarakat merespons negatif soal peluncuran Danantara ini?" tanya pembawa acara tersebut.

Ferry Latuhihin kemudian menjelaskan bahwa Danantara dapat dijadikan alat politik.

"Market memang drop, sangat negatif. Sejak muncul isu adanya Danantara, itu saham-saham yang masuk ke Danantara terutama bank-bank Himbara, itu dibuang habis, sell down. Ini sudah satu indikator bahwa masyarakat tidak bisa menerima Danantara. Nah, pertanyaannya kenapa tidak bisa menerima Danantara? Satu, bank saya katakan tidak boleh masuk Danantara. Kenapa? Bank mempunyai yang namanya systemic risk. Ingatkan kasus Century yang kecil aja, semua kelabakan. Dan semua orang di market mengatakan 'Wah ini bisa dijadikan alat', bank kan punya likuiditas, bisa dijadikan alat politik," jelas Ferry Latuhihin.

Lebih lanjut, ia pun sebelumnya telah meminta agar bank-bank yang berada dalam Danantara dikeluarkan.

"Saya sudah katakan ke dewan pakar, tolong keluarkan ini bank. This is systemic risk, waktu itu market belum bereaksi. Dan ternyata begitu diumumkan Danantara, bank masuk ke sana, jebol semuanya," tambahnya.

Unggahan tersebut sontak menuai beragam komentar dari pengguna X lainnya.

Baca Juga: Ketakutan Warga Kampung Curug, Pergeseran Tanah Hancurkan Rumah Dekat Tempat Tinggal Prabowo

"Langsung paham gue setelah dikuliahin sama Prof Ferry. Enak banget cara jelasinnya. Terima kasih sudah tetap waras meskipun jadi bagian dari TKN, Prof," komentar @muhad******

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI