Terungkap! Air di Alam Semesta Jauh Lebih Tua dari Perkiraan

Rabu, 05 Maret 2025 | 03:39 WIB
Terungkap! Air di Alam Semesta Jauh Lebih Tua dari Perkiraan
Ilustrasi Bumi. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa salah satu bahan utama kehidupan, yaitu air, mungkin telah ada di alam semesta miliaran tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Meskipun air menutupi 70% permukaan Bumi, asal-usulnya masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Namun, tim peneliti dari University of Portsmouth, Inggris, berhasil menelusuri asal-usul air dan menemukan bahwa air kemungkinan besar sudah ada selama periode yang disebut "fajar kosmik", yaitu antara 50 juta hingga satu miliar tahun setelah Big Bang.

Temuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy, menunjukkan bahwa air mungkin telah menjadi "komponen kunci galaksi pertama".

Menurut penelitian tersebut, air muncul di kosmos dari puing-puing ledakan supernova, sekitar 100 hingga 200 juta tahun setelah Big Bang—miliaran tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Ilmuwan Prediksi Ancaman Asteroid Sebesar Lapangan Bola Menabrak Bumi, Potensi Kiamat?

Dilansir dari UNILAD, tim peneliti menggunakan simulasi komputer untuk memetakan bagaimana air kemungkinan besar terbentuk ketika bintang-bintang pertama di alam semesta mati dan meledak menjadi supernova.

Mereka menjelaskan bahwa oksigen dihasilkan dari ledakan tersebut, yang kemudian mendingin dan bergabung dengan hidrogen, membentuk HO dalam gugus material yang akhirnya membentuk planet-planet pertama.

Ilustrasi air mengalir. [Ist]
Ilustrasi air mengalir. [Ist]

Dr. Daniel Whalen dan rekan penulisnya menyatakan, "Selain mengungkapkan bahwa bahan utama untuk kehidupan sudah ada di alam semesta 100–200 juta tahun setelah Big Bang, simulasi kami menunjukkan bahwa air mungkin merupakan komponen kunci galaksi pertama."

Hidrogen, bersama helium dan litium, terbentuk hanya dalam beberapa menit setelah Big Bang, dipicu oleh partikel super-panas yang mendingin dan membentuk atom. Namun, oksigen membutuhkan waktu lebih lama karena atomnya lebih besar dan memerlukan elemen yang lebih berat.

Untungnya bagi kita, 100 juta tahun setelah peristiwa kosmik tersebut (sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu), hidrogen dan helium mulai mengalami gaya gravitasi, menjadi lebih padat, dan memicu reaksi fusi nuklir. Proses ini tidak hanya membawa cahaya pertama ke kosmos, tetapi juga memicu supernova raksasa dan membentuk molekul yang lebih besar, termasuk oksigen.

Baca Juga: Harga Gas Bumi Kini Lebih Kompetitif dengan Kebijakan HGBT Terbaru

Dengan meniru perilaku supernova, para ilmuwan menunjukkan bagaimana air bisa sampai di planet-planet yang layak huni, seperti Bumi di galaksi Bima Sakti, dan mungkin telah ada sebelum galaksi pertama di alam semesta terbentuk.

Penemuan ini tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang asal-usul air, tetapi juga menegaskan bahwa air mungkin telah menjadi bagian integral dari alam semesta sejak awal pembentukannya, jauh sebelum galaksi pertama terbentuk. Hal ini membuka wawasan baru tentang bagaimana kehidupan bisa muncul di planet-planet lain di seluruh kosmos.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI