Suara.com - Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, semakin memperketat kebijakan internalnya terhadap karyawan yang membocorkan informasi rahasia ke publik.
Kebijakan ini diperketat sebagai langkah perusahaan dalam menjaga keamanan data dan mencegah dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebocoran informasi.
Laporan The Verge yang dirangkum dari NYPost dan TechCrunch pada Jumat menyebutkan bahwa Meta telah mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran tersebut.
“Kami memberi tahu karyawan ketika mereka bergabung dengan perusahaan, dan kami menawarkan pengingat berkala, bahwa membocorkan informasi internal, apa pun tujuannya, bertentangan dengan kebijakan kami,” ujar juru bicara Meta, Dave Arnold, seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (28/02/2025).
Investigasi internal Meta mengungkap adanya kebocoran informasi yang berdampak pada keputusan perusahaan untuk memberhentikan sekitar 20 karyawan yang terbukti melanggar kebijakan tersebut.
Langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak akan mentoleransi pelanggaran keamanan data dan tetap teguh pada kebijakan yang telah ditetapkan.
Keputusan PHK tersebut juga menjadi sinyal bahwa kritik internal karyawan terhadap kebijakan Meta, termasuk penghentian program Keragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) serta perubahan sistem pengecekan fakta menjadi "Community Notes," tidak mempengaruhi keputusan manajemen. Sebaliknya, hal tersebut justru berakibat negatif bagi karyawan yang terlibat.
"Ada hal yang aneh yang terjadi dengan kebocoran ini," kata Direktur Teknologi Meta, Andrew Bosworth, dalam sebuah rapat internal pada awal Februari.
"Ketika sesuatu bocor, saya pikir banyak orang berpikir, 'Ah, oke, ini bocor, jadi ini akan memberi tekanan pada kami untuk mengubah banyak hal.' Yang terjadi justru sebaliknya," tambahnya.
Baca Juga: Meta Garap Fitur Baru yang Bisa Menautkan Akun Medsos ke WhatsApp
Sebelumnya, Meta juga telah mengurangi jumlah karyawannya hingga 4.000 orang dengan alasan kinerja yang dianggap rendah.