Reruntuhan itu berasal dari "Zaman Kalkolitik" atau Zaman Tembaga (antara sekitar 3200 dan 2200 SM di wilayah ini), periode sebelum Zaman Perunggu ketika orang-orang mulai belajar membuat senjata dari timah dan tembaga.
Benteng kuno ini memiliki kompleks pusat bersisi lima, yang dikelilingi oleh empat parit dan dua dinding konsentris, dengan diameter sekitar 200 kaki (60 meter) dan 250 kaki (77 m).
Dinding luarnya awalnya setebal 6,5 kaki (2 m) dan diperkuat dengan 10 tonjolan setengah lingkaran yang disebut bastion yang lebarnya mencapai 20 kaki (6 m).
Gerbang menuju benteng itu sangat sempit dan hanya memungkinkan satu orang untuk lewat pada satu.
Kontributor : Damai Lestari