Tanggapan Joko Anwar Terkait Pidato 'Ndasmu' Prabowo: Krisis Keteladanan Itu yang Paling Menyedihkan

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 20 Februari 2025 | 10:59 WIB
Tanggapan Joko Anwar Terkait Pidato 'Ndasmu' Prabowo: Krisis Keteladanan Itu yang Paling Menyedihkan
Tangkapan layar, pidatao Prabowo 'Ndasmu' yang viral di media sosial. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sutradara, Joko Anwar ikut menanggapi terkait pidato Presien Prabowo Subianto beberapa waktu lalu yang menyebut kata "ndasmu".

Joko Anwar sendiri dikenal sebagai sosok yang cukup kritis terhadap kebijakan pemerintah di media sosial Twitter atau X.

Terbaru, Joko Anwar turut menanggapi pernyataan Prabowo Subianto dalam pidatonya yang menyebut kata "ndasmu".

Bahkan, kata "Ndasmu" ini masih menjadi trending topik di X dengan lebih dari 84 ribu warganet mencuitkannya.

Pernyataan Prabowo itu muncul di tengah krisis yang terjadi Indonesia seperti aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" oleh mahasiswa BEM Indonesia dan masyarakat sipil.

Tetapi, menurut Joko Anwar pernyataan "ndasmu" oleh Prabowo mencerminkan krisis keteladanan seorang pemimpin.

Joko menyebut, pernyataan Prabowo menjadi salah satu krisis yang paling menyedihkan.

Cuitan Joko Anwar soal kata 'Ndasmu' yang diduga berkaitan dengan pidato Prabowo. [X/@jokoanwar]
Cuitan Joko Anwar soal kata 'Ndasmu' yang diduga berkaitan dengan pidato Prabowo. [X/@jokoanwar]

"Di antara beragam krisis di Indonesia, krisis keteladanan salah satu yang paling menyedihkan," ujar Joko Anwar, dikutip dari media sosial X-nya, Kamis (20/02/2025).

Netizen pun ramai menanggapi bahwa pidato Presiden Prabowo Subianto itu memang terkesan menyedihkan karena keluar dari mulut seorang presiden.

Baca Juga: Jelang Pelantikan, Keluarga dan Kerabat Kepala Daerah Terpilih Padati Monas

"Presiden bukan sekadar jabatan, tapi tanggung jawab. Kalau pidatonya saja sudah menunjukkan inkonsistensi, apalagi kebijakannya? Pemimpin tanpa pendirian yang jelas itu bukan pemimpin, tapi boneka yang digerakkan kepentingan tertentu. Jangan heran kalau bangsa ini terus dirundung ketidakpastian, karena kepalanya sendiri gamang menentukan arah," tulis netizen.
 
"Tapi yang fanatik tetap menilainya sebagai sosok heroik. Yang mengkritik dianggap nyinyir. Bersuara dikatain gaguna, bagi mereka diam dan terinjak lebih enak," jelas netizen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI