Alasan Lapor Mas Wapres Tak Dibuat Elektronik, Gibran Butuh Citra "Suka Menolong"?

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 20 Februari 2025 | 10:13 WIB
Alasan Lapor Mas Wapres Tak Dibuat Elektronik, Gibran Butuh Citra "Suka Menolong"?
Poster layanan Lapor Mas Wapres milik Gibran. [Instagram/@gibran_rakabuming]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konten kreator bernama Fathian Pujakesuma baru-baru ini menjadi sorotan setelah sosoknya diikuti balik oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di media sosial Instagram-nya.

Setelah diikuti balik, Fathian pun mengunggah konten baru yang membahas terkait keefektifan layanan "Lapor Mas Wapres" yang diluncurkan Gibran.

Menurut Fathian, layanan lapor mas wapres yang dibuat tidak secara elektronik sengaja dipilih untuk membuat citra dari seorang politisi.

Citra tersebut dibutuhkan seorang politisi agar terlihat suka menolong dengan memperlihatkan warga yang berbondong-bondong hadir di Istana untuk mengadu.

Baca Juga: Siap-siap! Riset Ungkap Penjualan Produk Elektronik di Indonesia Akan Lesu Selama Ramadhan 2025

"Kenapa itu (Lapor Mas Wapres, read) ngga dibuat pakai app (aplikasi, read) gitu. Sejauh ini hanya lewat WhatsApp itu pun terbatas sama tatap muka langsung. Masih ribet, stafnya banyak. Mengapa seperti itu? Karena politisi butuh yang namanya publicity stunt atau political stunt. Ada orang antri berbondong-bondong gitu kan banyak, ada yang dari pelosok jauh, interview sama staf-staf banyak pakai baju biru, belum yang nangis-nangis," ujar Fathian di akun Instagram miliknya, dikutip Kamis (20/02/2025).

Fathian menuturkan, potret warga yang hadir mencari pertolongan dan dibantu oleh layanan Lapor Mas Wapres, dibutuhkan oleh seorang politisi.

Potret tersebut digunakan untuk menaikkan citra politisi agar terlihat sebagai sosok yang suka menolong.

"Itu dibutuhkan terekam di kamera untuk membentuk citra politisi yang suka menolong," ujar Fathian.

Ia pun mencontohkan momen lain seperti aksi Mayor Teddy yang meminta paspampres tidak memayungi Presiden Prabowo Subianto saat kehujanan.

Baca Juga: Gibran Blusukan ke Puskesmas, Postur Tubuh Saat Sapa Warga Jadi Sorotan

Menurut Fathian, momen Prabowo yang kehujanan itu dapat diartikan sebagai momen heroik seorang presiden.

Sementara, jika warga hendak mengadu melalui aplikasi maka potret warga yang meminta pertolongan itu menjadi hilang

"Kalau dibikin elektronik semua, hilang itunya, lebih efektif sih tapi kan bukan itu yang dicari," jelasnya.

Netizen pun membenarkan komentar dari Fathian dan menambahkan bahwa memang politisi mencari keuntungan dari apapun.

"Ah jangan diungkap lah, jadi ketauan kan," jelas netizen.

"Baang...udah baang wapres kita nggabakal mudeng cara cara cakep dan brilian ngga bakalan laku kalo cm buat keuntungan rakyat," tulis netizen.

"Ya gimana ya… Kalo basicnya udah pengusaha, susah sih kalo jadi politisi. Sederhananya yang namanya pengusaha itu mencari keuntungan, sedangkan politisi itu yang memikirkan bagaimana mereka mengeluarkan kebijakan publik yang memang menguntungkan masyarakatnya," tambah netizen lain.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI