Suara.com - Google Indonesia terus meningkatkan upaya memberantas konten judi online yang beredar di platformnya, termasuk YouTube dan layanan pencarian Google Search.
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam, mengungkapkan bahwa teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (AI) menjadi senjata utama dalam mendeteksi dan menghapus komentar hingga situs yang mempromosikan perjudian daring.
Hal itu disampaikan Putri di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jakarta Pusat, Selasa (18/02/2025) kemarin.
"Namanya juga teknologi ya, harus terus berkembang juga dengan seiring makin lihai-lihainya, trik-trik yang digunakan oleh pelaku-pelaku jahat. Machine learning kita harus belajar supaya bisa lebih responsif seperti ini," ujar Putri disadur dari ANTARA, Rabu (19/02/2025).
Baca Juga: Lawan Judi Online, KKN Unila Sosialisasikan Bahaya Judol di Kampung Lingai
Putri menjelaskan bahwa Google tidak hanya menerapkan teknologi ini di YouTube, tetapi juga di layanan pencarian Google Search dengan fitur Google Safe Browsing.
Fitur ini berfungsi sebagai perlindungan tambahan bagi pengguna agar terhindar dari ancaman seperti phishing, malware, hingga situs penipuan yang berkedok judi online.
Melalui sistem pemindaian otomatis, Google berhasil memblokir 100 ribu situs judi berisi spam setiap minggu, termasuk situs-situs yang telah diretas.
Selain itu, pada 2023, Google juga memblokir 1,5 juta iklan terkait judi di Indonesia, yang berkontribusi pada penurunan akses pengguna terhadap platform judi online hingga 75 persen di tanah air.
Meski demikian, Putri mengakui bahwa upaya ini masih menghadapi tantangan besar. Pelaku judi online terus mencari celah baru untuk menjangkau pengguna. Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan sinergi dengan berbagai pihak agar ruang digital di Indonesia benar-benar bersih dari praktik perjudian daring.
Baca Juga: Tragedi Keluarga Tewas di Tangerang karena Judol, DPR Desak Darurat Nasional Judi Online!
"Kami sadar, sekali lagi, ini adalah upaya berkelanjutan yang perlu kerja sama dari semua pihak untuk membangun lingkungan online yang lebih aman," pungkasnya.