Suara.com - Pernahkah terlintas dalam pikiran bahwa sebelum manusia menghuni Bumi, mungkin ada peradaban maju yang telah lama punah?
Hipotesis ini bukanlah plot film fiksi ilmiah semata, melainkan pertanyaan ilmiah yang diajukan dalam sebuah studi yang dikenal sebagai Hipotesis Silurian.
Pada tahun 2018, dua ilmuwan dari Universitas Cambridge menerbitkan makalah berjudul "The Silurian Hypothesis: Would It Be Possible to Detect an Industrial Civilization in the Geological Record?" dalam Journal of Astrobiology.
Mengutip dari iflscience.com, nama hipotesis ini diambil dari spesies reptil humanoid berteknologi tinggi dalam serial Doctor Who yang dikenal sebagai Silurian.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Jalur Tabrakan Asteroid 2024 YR4, Berpotensi Hantam Bumi pada 2032
Dalam fiksi, mereka digambarkan hidup jauh sebelum manusia dan bersembunyi hingga ditemukan kembali oleh sang penjelajah waktu. Namun, dalam konteks ilmiah, hipotesis ini jauh lebih dalam dan serius.
Apa Itu Hipotesis Silurian?
Hipotesis Silurian bukanlah klaim bahwa ada peradaban maju sebelum manusia, melainkan pertanyaan spekulatif: Jika memang pernah ada peradaban industri jutaan tahun sebelum manusia, apakah kita bisa menemukannya sekarang?
Para ilmuwan bertanya apakah ada “sidik jari geologis” yang bisa menjadi petunjuk adanya peradaban kuno yang telah musnah jutaan tahun yang lalu.
Para penulis makalah, Gavin Schmidt dan Adam Frank, mengakui bahwa manusia saat ini adalah satu-satunya spesies yang diketahui memiliki peradaban industri.
Namun, mereka menunjukkan bahwa sejarah industri manusia sendiri sangat singkat dalam konteks waktu geologis. Sejak revolusi industri, kita baru meninggalkan jejak industri selama sekitar 300 tahun—waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan usia Bumi yang mencapai 4,5 miliar tahun.
Baca Juga: Lebih Besar dari Gajah: Mengungkap Batas Ukuran Hewan di Bumi
Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah mungkin ada peradaban lain yang muncul dan lenyap jauh sebelum manusia, meninggalkan jejak yang sangat sedikit di catatan geologis?
Jejak Geologis Peradaban
Manusia modern telah meninggalkan berbagai jejak di Bumi, mulai dari plastik, polutan, hingga perubahan iklim yang signifikan. Namun, apakah jejak ini akan bertahan jutaan tahun dari sekarang?
Para ilmuwan dalam makalah tersebut berpendapat bahwa meski manusia telah menyebabkan perubahan besar, lapisan sedimen yang merekam era kita mungkin hanya setebal beberapa sentimeter dalam catatan geologis masa depan.
Selain itu, mereka menjelaskan bahwa semakin lama suatu peradaban bertahan, semakin besar kemungkinan peradaban tersebut mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.
Ironisnya, semakin berkelanjutan suatu peradaban, semakin kecil jejak yang ditinggalkannya.
Namun, apakah ada jejak yang tidak mungkin hilang?
Para ilmuwan menyebutkan bahwa beberapa bukti mungkin akan tetap ada, seperti plastik dan molekul sintetis, Bahan yang tidak mudah terurai ini bisa bertahan jutaan tahun dalam bentuk mikroplastik.
Isotop radioaktif, jika terjadi bencana nuklir, isotop radioaktif berumur panjang bisa menjadi penanda adanya aktivitas industri.
Serta jejak energi besar berupa pemanfaatan energi dalam skala besar, seperti penggunaan bahan bakar fosil, dapat meninggalkan anomali kimia dalam lapisan sedimen.
Mengapa Penting untuk Mempertanyakan Ini?
Selain memuaskan rasa ingin tahu manusia, hipotesis ini memiliki implikasi yang lebih besar dalam pencarian kehidupan cerdas di luar Bumi.
Jika peradaban maju di Bumi bisa lenyap tanpa jejak yang jelas, mungkinkah hal yang sama terjadi di planet lain? Dengan memahami bagaimana peradaban industri dapat terhapus dari sejarah geologi, kita bisa lebih baik dalam mencari tanda-tanda kehidupan di planet ekstrasurya.
Selain itu, mempelajari kemungkinan ini juga dapat memberi kita perspektif baru tentang jejak yang kita tinggalkan saat ini.
Jika kita benar-benar berada dalam era Antroposen, era geologis yang ditandai oleh pengaruh manusia, seperti apa jejak kita dalam jutaan tahun mendatang?
Kesimpulan yang Membuat Penasaran
Makalah ini tidak memberikan jawaban pasti tentang keberadaan peradaban maju sebelum manusia, melainkan mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran.
“Kami sangat meragukan bahwa ada peradaban industri sebelum kita,” tulis para peneliti.
“Namun, dengan menanyakan pertanyaan ini secara formal, kita bisa memperbaiki cara kita mencari bukti kehidupan cerdas di tempat lain di alam semesta.”
Hipotesis Silurian mengajarkan kita bahwa terkadang, pertanyaan yang tampaknya mustahil justru membuka wawasan baru dalam ilmu pengetahuan.
Apakah kita sendirian dalam sejarah Bumi sebagai peradaban industri? Atau mungkinkah ada peradaban lain yang telah lama terkubur dalam lapisan waktu?
Siapa yang tahu? Mungkin jawabannya ada di bawah kaki kita, terkubur dalam catatan geologis yang belum kita temukan.