Riset IDC: Pasar Ponsel Indonesia Terancam Lesu di 2025 Buntut Kondisi Politik-Ekonomi

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 12 Februari 2025 | 20:44 WIB
Riset IDC: Pasar Ponsel Indonesia Terancam Lesu di 2025 Buntut Kondisi Politik-Ekonomi
Ilustrasi Smartphone. [Pixabay/Dean Moriarty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Firma riset International Data Corporation (IDC) memprediksi kalau kondisi pangsa pasar ponsel Indonesia tahun 2025 terancam lesu meski sempat pulih selama 2024 kemarin.

Research Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia menyatakan kalau pasar ponsel Indonesia belum sepenuhnya pulih karena kecemasan konsumen di tengah kondisi politik dan ekonomi.

“Meskipun pasar mengalami pemulihan pada tahun 2024 setelah bertahun-tahun mengalami penurunan, pasar masih belum sepenuhnya pulih. Konsumen terus merasa cemas di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global," kata Vanessa, dikutip dari siaran pers IDC, Rabu (12/2/2025).

Dalam riset terbaru IDC, Vanessa mengungkapkan bahwa pasar ponsel Indonesia tumbuh 15,5 persen secara year-over-year (YoY) di tahun 2024 ketimbang 2023 lalu. Tercatat pengiriman ponsel di Indonesia mencapai hampir 40 juta unit.

Menurutnya, para brand mengalami pertumbuhan kuat ketika semester pertama 2024 setelah beberapa kuartal mengalami penurunan di tahun-tahun sebelumnya.

Di kuartal empat (Q4) 2024 misalnya, pasar ponsel pintar Indonesia tumbuh sebesar 9,6 persen secara YoY, tapi cenderung stagnan pada -0,2 persen secara kuartal ke kuartal (QoQ).

Menurutnya, para produsen sudah gencar memanfaatkan momen seperti tanggal kembar ataupun promo akhir tahun. Tapi permintaan justru melambat karena konsumen lebih khawatir di tengah kondisi ekonomi saat ini.

"Pertumbuhan terus berasal dari kekuatan sisi penawaran, sementara permintaan secara umum masih lesu," imbuhnya.

Selama 2024, pertumbuhan didorong oleh segmen ultra low-end dengan rentang harga di bawah 100 Dolar AS atau Rp 1,6 jutaan. Pemimpin segmen ini adalah Transsion yang merupakan perusahaan induk Infinix, Tecno, dan Itel.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran vs Janji Politik, Pengamat: Kepala Daerah Wajib Tepati Janji Kampanye!

Di segmen mid-range dengan rentang harga 200-600 Dolar AS (Rp 3,2 juta hingga Rp 9,8 juta) justru mengalami pertumbuhan kuat hingga 24,9 persen secara YoY. Brand yang menguasai segmen ini adalah Oppo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI