Bisakah Bintang Menjadi Planet?

Agung Pratnyawan Suara.Com
Rabu, 12 Februari 2025 | 06:30 WIB
Bisakah Bintang Menjadi Planet?
Ilustrasi planet. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi Planet - Fenomena Planet Sejajar Sampai Kapan (Shutterstock)
Ilustrasi Planet - Fenomena Planet Sejajar Sampai Kapan (Shutterstock)

Jawabannya: Ya, Tapi Hanya untuk Katai Cokelat!

Bintang memang bisa berubah menjadi planet, tetapi hanya dalam kondisi tertentu, yaitu jika bintang tersebut adalah katai cokelat.

Apa Itu Katai Cokelat?

Katai cokelat sering disebut sebagai "bintang gagal" karena ukurannya terlalu kecil untuk menjadi bintang tetapi terlalu besar untuk disebut planet. Ukurannya berkisar antara dua hingga 90 kali massa Jupiter.

Mirip dengan bintang, katai cokelat biasanya ditemukan di pusat sistem tata surya dan memiliki planet yang mengorbit di sekitarnya. Namun, berbeda dari bintang biasa, katai cokelat tidak memiliki cukup massa untuk menjalankan fusi nuklir hidrogen secara berkelanjutan.

Meski begitu, katai cokelat masih bisa menjalankan fusi deuterium, yaitu bentuk hidrogen berat yang lebih mudah melebur. Energi dari reaksi ini membuatnya bersinar untuk sementara waktu.

Namun, jumlah deuterium sangat terbatas, sehingga setelah habis, katai cokelat kehilangan sumber energinya, berhenti bersinar, dan mulai mendingin serta meredup.

Ketika katai cokelat sudah tidak memancarkan panas dan cahaya, ia mulai menyerupai planet gas raksasa, mirip dengan Jupiter. Artinya, dalam siklus kehidupannya, katai cokelat bisa berubah menjadi planet!

Fenomena aphelion berkaitan dengan posisi benda-benda antariksa terhadap matahari.
Fenomena aphelion berkaitan dengan posisi benda-benda antariksa terhadap matahari.

Mengapa Katai Cokelat Sulit Ditemukan?

Baca Juga: Mengapa Bintang Berkelap-kelip Namun Planet Tidak?

Hingga saat ini, para astronom baru menemukan sekitar 3.000 katai cokelat di seluruh alam semesta. Ini karena setelah kehilangan energinya, katai cokelat tidak lagi memancarkan cahaya, sehingga sangat sulit dideteksi menggunakan teleskop konvensional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI