Perusahaan industri sangat rentan, karena data sensitif sering kali lebih berisiko di "lantai pabrik" atau melalui rantai pasokan daripada di laboratorium penelitian mereka sendiri.
Melindungi aset teknologi operasional (OT) untuk melawan ancaman yang semakin meningkat ini di tahun 2025 memerlukan peningkatan kesadaran dan langkah-langkah keamanan siber yang kuat.
2. Sanksi dan hambatan yang sengaja diciptakan mengakibatkan teknologi operasional terpapar ancaman tambahan
Ketegangan geopolitik, sanksi, dan hambatan buatan untuk mengakses teknologi canggih mendorong pelanggaran hak kekayaan intelektual.
Hal ini menimbulkan risiko keamanan bagi pengembang dan pemasok OT, karena perlindungan yang dibangun dalam produk mereka mungkin tidak lagi cukup melindungi kekayaan intelektual mereka.
Di sisi lain, perangkat lunak yang diretas, patch pihak ketiga, dan solusi lisensi semakin meningkatkan risiko keamanan siber bagi pelanggan dengan semakin mengekspos lingkungan OT mereka terhadap ancaman.

3. Penerapan teknologi baru menimbulkan risiko siber baru
Perusahaan industri semakin banyak menerapkan inovasi seperti AI/pembelajaran mesin, realitas tertambah, dan komputasi kuantum untuk meningkatkan efisiensi.
Kontrol proses yang didukung AI telah menghasilkan keuntungan miliaran dolar dalam industri seperti metalurgi non-ferrous.
Baca Juga: Rentan Diretas, AI DeepSeek Dinilai Berisiko dalam Keamanan Siber
Sistem ini menjadi aset produksi yang sangat diperlukan, tetapi juga menimbulkan tantangan keamanan siber baru.