Dari Putih ke Cokelat: Salju Alaska Lenyap dalam Hitungan Tahun

Denada S Putri Suara.Com
Senin, 10 Februari 2025 | 17:45 WIB
Dari Putih ke Cokelat: Salju Alaska Lenyap dalam Hitungan Tahun
Gambar satelit NASA menunjukkan pencairan di Alaska. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gelombang panas laut di kawasan Amerika Utara yang terjadi pada musim dingin ini diperparah oleh punggungan tekanan tinggi yang bertahan di atas Alaska.

2. Perubahan Iklim yang Mengikis Es Laut

Es laut di kawasan Arktik yang biasanya berfungsi sebagai perisai reflektif untuk memantulkan sinar matahari ke luar angkasa semakin menipis. Fenomena ini, yang dikenal sebagai efek albedo, kini bekerja secara terbalik, di mana lautan yang lebih gelap akibat mencairnya es justru menyerap lebih banyak panas matahari.

Dampak Jangka Panjang

Perubahan ini menyebabkan wilayah Arktik berubah dari yang sebelumnya berfungsi sebagai "kulkas dunia" menjadi "pemanas dunia". Dampaknya, lapisan salju musiman di Alaska semakin menipis. Model iklim memprediksi bahwa pada pertengahan abad ini, pengurangan drastis lapisan salju ini akan:

  • Mengancam keberlangsungan gletser di wilayah tersebut.
  • Memicu badai yang lebih kuat.
  • Meningkatkan curah hujan.

Pada akhir Januari, hilangnya tekanan tinggi sempat menyebabkan angin Arktik kembali berembus, menurunkan suhu hingga di bawah nol di berbagai wilayah Alaska.

Namun, prakiraan cuaca menunjukkan bahwa kondisi ini tidak akan bertahan lama. Suhu yang lebih hangat dari rata-rata diperkirakan akan kembali ke Alaska pada pertengahan Februari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI