Suara.com - Di era digital, penggunaan ponsel menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda. Namun, kebiasaan ini juga membawa dampak negatif, salah satunya merusak kepercayaan dalam hubungan.
Dilansir dari UNILAD, sebuah survei yang dilakukan oleh Compare and Recycle terhadap 2.000 responden di Inggris mengungkapkan bahwa kebiasaan tertentu dalam menggunakan ponsel dianggap mencurigakan oleh pasangan.
Hasilnya, satu dari sepuluh pasangan putus akibat konflik yang berakar dari aktivitas ponsel yang mencurigakan.
Sebanyak 39 persen responden menganggap seseorang yang selalu membawa ponselnya ke mana-mana sebagai tanda mencurigakan, sementara 29 persen menganggap penggunaan aplikasi dengan kata sandi sebagai tanda bahaya.
Baca Juga: Ayo Jadi Warga Digital yang Bertanggung Jawab! Terapkan Etika di Ruang Maya
Bahkan, 50 persen responden setuju bahwa pasangan yang bersikap defensif saat diminta meminjam ponsel patut dicurigai.
Temuan lain yang cukup mengejutkan adalah 18 persen orang dewasa mengaku pernah memergoki pasangannya melakukan perselingkuhan digital, dengan 59 persen dari mereka akhirnya memilih berpisah.
Bangun Kepercayaan, Jangan Kepo Ponsel Pasangan
Menyikapi fenomena ini, konselor dari National Counselling and Psychotherapy Society, Rebecca Partridge, menekankan pentingnya komunikasi dan batasan yang jelas dalam hubungan.
"Menjaga kepercayaan dalam hubungan bisa dimulai dengan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan perselingkuhan digital serta menetapkan batasan yang disepakati bersama. Kepemilikan atas perilaku dan komunikasi terbuka sangat membantu," ujarnya.
Baca Juga: Pentingnya Konten Beretika, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar Literasi Digital
Partridge juga memperingatkan bahwa memeriksa ponsel pasangan hanya akan memperburuk keadaan. "Meskipun terasa alami untuk mengecek ponsel pasangan saat merasa curiga, tindakan ini justru lebih banyak membawa dampak negatif. Ini adalah pelanggaran privasi dan dapat menghancurkan kepercayaan," tambahnya.
Sebagai gantinya, ia menyarankan pasangan untuk membangun komunikasi yang terbuka terkait kekhawatiran mereka. "Bicarakan dengan pasangan mengenai keresahan Anda dan upayakan untuk berdiskusi secara jujur mengenai hal ini," pungkasnya.