Suara.com - Setelah sebelumnya merilis Samsung Galaxy S25 Series dengan jeroan Qualcomm yaitu Snapdragon 8 Elite, kini vendor HP asal Korea Selatan tersebut dipercaya akan kembali menggunakan chipset buatannya yaitu Exynos.
Keputusan Samsung untuk menggunakan chipset Qualcomm ini rupanya karena vendor HP tersebut mengalami masalah produksi untuk Exynos 2500 SoC miliknya yang harus digunakan di beberapa pasar.
Dilansir dari GSM Arena, setelah mengatasi masalah dengan Exynos 2500 SoC, kini chipset tersebut dipercaya akan digunakan pada Samsung Galaxy Z Flip 7 mendatang.
Karena hal ini, banyak yang menduga bahwa Samsung Galaxy S26 Series yang dirilis di tahun 2026 mendatang akan kembali menggunakan chipset Exynos. Chipset yang akan digunakan oleh perangkat ini adalah Exynos 2600 SoC nantinya.
Baca Juga: Tak Hanya Kamera, Orang Indonesia Kini Tertarik Beli HP yang Punya Fitur AI
Chipset tersebut dipercaya akan meluncur sesuai jadwalnya dan mampu menghasilkan angka penjualan lebih tinggi seperti yang sudah diharapkan oleh vendor HP asal Korea Selatan tersebut.
![Samsung Galaxy S25. [Samsung]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/02/07/65762-samsung-galaxy-s25.jpg)
Jika tak ada lagi hambatan, chipset ini kemungkinan akan diproduksi secara massal pada kuartal keempat tahun 2025 ini. Produksi yang akan segera dimulai ini agar bisa segera digunakan di Samsung Galaxy S26 Series yang meluncur pada Januari 2026 mendatang.
Chipset Exynos 2600 akan dibuat menggunakan proses SF2 2nm Samsung. Proses persiapan produksinya akan distabilkan menjelang paruh kedua tahun 2025.
Exynos 2600 diharapkan mampu meningkatkan kinerja hingga 12 persen, efisiensi daya hingga 25 persen dan ukurannya yang menjadi lebih kecil hingga 5 persen dibandingkan dengan SF3 3nm.
Divisi System LSI Samsung dilaporkan tengah menggelontorkan sumber daya untuk memproduksi Exynos 2600 secara massal agar segera bisa digunakan tepat waktu.
Baca Juga: Riset Kantar: Orang Indonesia Ternyata Makin Melek Teknologi AI
Samsung berharap tidak ada lagi penundaan produksi layaknya Exynos 2500. Sayangnya, hal tersebut masih belum bisa dipastikan. Pasalnya akan banyak perubahan dan ancaman defisit operasional nantinya.