Bisa Lihat Jupiter dan Meteor, Jangan Lewatkan Fenonema Langit Februari 2025

Jum'at, 07 Februari 2025 | 12:35 WIB
Bisa Lihat Jupiter dan Meteor, Jangan Lewatkan Fenonema Langit Februari 2025
Ilustrasi Jupiter. [Unsplash/Planet Volumes]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki Februari 2025, pengamat langit di Indonesia dapat mengamati sejumlah fenomena yang akan terjadi di sepanjang bulan ini. Seluruh fenomena langit ini dapat dilihat dengan mata telanjang, mulai dari melihat planet Jupiter hingga menyaksikan meteor.

Dilansir dari In The Sky pada Jumat (7/2/2025), berikut ini beberapa fenomena langit yang bisa diamati di langit Indonesia sepanjang Februari 2025:

1. Konjungsi Bulan dan Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter akan terjadi pada 7 Februari. Saat ini terjadi, pengamat bisa melihat Jupiter yang berada persis di sebelah Bulan dengan jarak 5 derajat.

Baca Juga: Siapa Suami Barbie Hsu? Cinta Sejati yang Tertunda Selama 20 Tahun

Dari Jakarta, keduanya akan dapat dilihat sekitar pukul 18:29 WIB dengan ketinggian 59 derajat di atas cakrawala timur laut. Kedua objek tersebut akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 19:18 WIB dengan ketinggian 62 derajat di atas cakrawala utara.

Pengamat masih bisa mengamati keduanya hingga sekitar pukul 00:34 WIB, saat keduanya tenggelam di bawah 7 derajat di cakrawala barat.

Kala itu, Bulan dan Jupiter akan berada di konstelasi Taurus. Jupiter akan terlihat seperti bintang yang tidak berkelap-kelip. Namun jika ingin mengamati planet terbesar di tata surya ini secara detail, maka pengamat membutuhkan bantuan teropong.

2. Hujan meteor Alpha Centaurid

Hujan meteor Alpha Centaurid akan aktif mulai 28 Januari hingga 21 Februari, namun puncaknya akan terjadi pada 8 Februari 2025. Selama periode tersebut, pengamat memiliki peluang untuk melihat meteor Alpha Centaurid.

Baca Juga: Hari Besar Februari 2025, Ada Tanggal Merah atau Tidak?

Dilihat dari Jakarta, hujan meteor ini tidak akan terlihat sebelum sekitar pukul 21:53 WIB setiap malam, ketika titik radiannya naik di atas cakrawala timur. Hujan meteor ini kemudian akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:32 WIB.

Titik hujan meteor tertinggi di langit terjadi sekitar pukul 05:00 WIB dengan jumlah meteor yang turun diperkirakan mencapai sekitar 3 hingga 6 meteor per jam.

Untuk mendapatkan pemandangan terbaik, pengamat disarankan untuk mencari lokasi yang gelap dan jauh dari polusi cahaya.

Ilustrasi hujan meteor (unsplash)
Ilustrasi hujan meteor (unsplash)

3. Konjungsi Bulan dan Mars

Pengamat dapat melihat Mars berdekatan dengan Bulan pada 10 Februari mendatang. Mars akan terlihat seperti bintang terang yang tidak berkelap-kelip di sebelah Mars.

Pasangan langit ini akan terlihat sekitar pukul 18:31 WIB dengan ketinggian 31 derajat di atas timur Jakarta. Keduanya akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 21:49 WIB dengan ketinggian 57 derajat di atas cakrawala utara. Bulan dan Mars akan terus dapat diamati hingga sekitar pukul 02:58 WIB.

Bulan akan berada pada mag -12,6 dan Mars pada mag -0,8, keduanya di konstelasi Gemini. Sama seperti Jupiter, pengamat membutuhkan bantuan alat seperti teropong untuk melihat detail Mars.

4. Bulan purnama

Bulan purnama akan terjadi pada 12 Februari 2025. Bulan akan mencapai fase penuh dan fenomena Bulan purnama pada Februari disebut juga sebagai Bulan Salju atau Snow Moon.

Penamaan khusus ini dipopulerkan dalam beberapa dekade terakhir oleh Farmers' Almanac di Amerika Serikat. Nama-nama yang digunakan oleh almanak tersebut mengklaim berasal dari suku-suku asli Amerika.

Snow Moon adalah julukan Bulan purnama yang paling mudah dipahami karena mencerminkan fakta bahwa salju sering turun pada bulan Februari, tepat sebelum musim berganti dan musim semi muncul.

Pada malam-malam setelah 12 Februari, Bulan akan terbit sekitar satu jam lebih lambat setiap harinya, dan akan tampak lebih jelas di malam hari.

Pada saat mencapai fase purnama, Bulan akan berada pada jarak 392.000 km dari Bumi.

Ilustrasi Bulan Purnama. [Kanenori/Pixabay]
Ilustrasi Bulan Purnama. [Kanenori/Pixabay]

5. Venus di titik tercerah

Venus akan mencapai kecerahan tertingginya pada 16 Februari 2025. Fenomena ini terjadi ketika orbit Venus terletak lebih dekat ke Matahari daripada Bumi. Venus dapat diamati selama beberapa bulan setiap kali mencapai jarak terjauh dari Matahari, momen yang disebut sebagai elongasi terbesar. Penampakan ini berulang kira-kira sekali setiap 1,6 tahun.

Pada saat-saat seperti ini, Venus sangat terang dan mencolok sehingga menjadi objek paling terang ketiga di langit setelah Matahari dan Bulan. Venus sering disebut bintang fajar atau bintang senja.

Namun, kecerahan Venus bergantung pada dua faktor, yaitu kedekatannya dengan Bumi dan fasenya. Fasenya bervariasi tergantung pada posisinya relatif terhadap Bumi. Sebagai contoh, ketika Venus melewati antara Bumi dan Matahari, sisi yang menghadap Bumi sama sekali tidak disinari.

Sebaliknya, ketika Venus berada di seberang Bumi dalam orbitnya, melewati hampir di belakang Matahari, Venus tampak sepenuhnya disinari, seperti Bulan purnama.

Venus mencapai tingkat kecerahan tertingginya ketika masih berbentuk bulan sabit. Hal ini karena Venus jauh lebih dekat ke Bumi selama fase-fase bulan sabitnya daripada pada waktu-waktu lainnya.

Itulah beberapa fenomena langit yang bisa diamati sepanjang Februari 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI