Kehebohan DeepSeek Bikin Kaspersky Buka Suara soal Risiko Keamanan

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:22 WIB
Kehebohan DeepSeek Bikin Kaspersky Buka Suara soal Risiko Keamanan
Ilustrasi teknologi AI asal China, DeepSeek (YouTube/Andrew Ethan Zeng)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehadiran asisten AI terbaru DeepSeek, yang diduga tengah mengalami serangan siber, memang belum memberikan perincian spesifik tentang sifat insiden yang dihadapinya. 

Namun, penting untuk menyadari bahwa penjahat dunia maya akan terus berupaya mengeksploitasi alat tersebut untuk tujuan berbahaya. 

"Kami telah melihat tren serupa dengan model AI populer lainnya, yang telah dimanfaatkan untuk tujuan seperti pembuatan email phishing, menerjemahkan teks, membuat skrip, dan melakukan penelitian sumber terbuka untuk menghasilkan konten yang lebih terarah dan meyakinkan," jelas Leonid Bezvershenko, Peneliti Keamanan, Kaspersky GReAT (The Global Research and Analysis Team) dalam keterangan resminya, Sabtu (1/2/2025).

Dia menambahkan, alat-alat ini juga dapat digunakan sebagai umpan untuk menyebarkan penipuan dan aplikasi berbahaya.

"Hal yang menonjol dalam kasus DeepSeek adalah sifat sumber terbukanya, yang merupakan pedang bermata dua," imbuhnya.

Meskipun kerangka kerja sumber terbuka mendorong transparansi, kolaborasi, dan inovasi, kerangka kerja tersebut juga menimbulkan risiko keamanan dan etika yang signifikan. 

Ilustrasi Hacker (Pexels/Mikhail Nilov)
Ilustrasi Hacker (Pexels/Mikhail Nilov)

"Saat menggunakan alat sumber terbuka, Anda tidak selalu dapat meyakini bagaimana data Anda ditangani, terutama jika orang lain telah menyebarkannya," ungkap Leonid Bezvershenko.

Eksploitasi perangkat lunak sumber terbuka merupakan tren utama dalam lanskap ancaman tahun lalu.

Penjahat dunia maya menjalankan kampanye kompleks untuk menanamkan malware. 

Baca Juga: Lebih Banyak Fitur AI, Ini Bocoran Harga Samsung Galaxy A56 5G

"Pada tahun 2024 saja, pemindai sumber terbuka kami mendeteksi lebih dari 12.000 paket berbahaya di repositori terbuka," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI