Pendiri Telegram Bahas DeepSeek: Sistem Pendidikan China Ungguli Amerika Serikat

Jum'at, 31 Januari 2025 | 18:22 WIB
Pendiri Telegram Bahas DeepSeek: Sistem Pendidikan China Ungguli Amerika Serikat
Pendiri Telegram, Pavel Durov. (Instagram @durov)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan diyakini bakal memainkan peran penting di masa depan. Pendiri Telegram, Pavel Durov, baru-baru ini membahas mengenai DeepSeek.

Menurutnya, DeepSeek adalah bukti bagaimana China mampu meningkatkan permainan AI. Sebagai informasi, DeepSeek buatan startup China langsung membuat harga saham NVIDIA turun drastis.

DeepSeek mengklaim bahwa mereka hanya membutuhkan biaya operasional sebesar 5,6 juta dolar AS atau Rp 91,3 miliar. Sebagai perbandingan, OpenAI, Google, dan perusahaan-perusahaan besar AS lainnya sedang bersiap untuk menginvestasikan total sekitar 1 triliun dolar AS (Rp 16.300 T) dalam AI selama beberapa tahun mendatang, menurut Goldman Sachs.

Chatbot ChatGPT kabarnya membutuhkan miliaran dolar AS atau puluhan triliun rupiah saat pengembangan awal. Terkait detail operasi, DeepSeek hanya mengenakan biaya 0,55 dolar AS per juta token input dan 2,19 dolar AS per juta token output. Ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga API OpenAI sebesar 15 dan 60 dolar AS untuk layanan sama.

Baca Juga: Kru Helikopter yang Berpengalaman Jadi Korban Tabrakan Udara di Washington DC

Pavel Durov mengungkap bahwa startup China DeepSeek menujukkan seberapa cepat negara itu mengejar Amerika Serikat. Pendiri Telegram meyakini bila itu bukan hasil instan melainkan buah dari fondasi kuat terkait matematika dan pemrograman.

DeepSeek R1 vs ChatGPT. [ist]
DeepSeek R1 vs ChatGPT. [ist]

"Kemajuan China dalam efisiensi algoritmik tidak muncul begitu saja. Siswa China telah lama mengungguli negara lain dalam matematika dan pemrograman di olimpiade internasional,” kata Pavel Durov melalui saluran resminya dikutip Jumat (31/01/2025).

Selain memuji bahwa sistem pendidikan China lebih baik, ia mengkritik sistem sekolah Barat yang menghambat persaingan. Dikutip dari MoneyControl, Pavel Durov menjelaskan bila banyak sekolah di Barat tidak mengumumkan peringkat atau nilai siswa secara publik. Dengan melakukan hal itu, mereka bertujuan untuk mengurangi tekanan.

Meskipun langkah ini dimaksudkan untuk melindungi siswa dari aksi bully, Durov berpendapat bahwa hal itu juga dapat menurunkan motivasi di antara siswa berprestasi.

"Sekolah-sekolah Barat menghambat persaingan, melarang pengumuman publik tentang nilai dan peringkat siswa. Alasannya dapat dimengerti, untuk melindungi siswa dari tekanan atau ejekan. Namun, tindakan seperti itu juga dapat diprediksi, akan menurunkan motivasi siswa terbaik. Kemenangan dan kekalahan adalah dua sisi mata uang yang sama. Singkirkan yang kalah dan Anda akan menyingkirkan pemenang,” tambahnya. Menurut Durov, jika AS tidak membuat perubahan besar pada sistem pendidikannya, ia yakin China akan terus mendominasi di bidang AI.

Baca Juga: Data Sensitif DeepSeek Bocor, Keamanan AI China Dipertanyakan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI