Suara.com - Platform kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal China, Deepseek tengah heboh dibicarakan di global, tak terkecuali Indonesia. Tapi nyatanya aplikasi viral itu justru diblokir di Italia.
DeepSeek dilaporkan hilang dari toko aplikasi App Store maupun Play Store yang dimiliki masing-masing oleh Apple dan Google, sebagaimana dilansir dari Gizmochina, Kamis (30/1/2025).
Dihapusnya aplikasi itu bermula dari penyelidikan yang dilakukan otoritas perlindungan data Italia bernama Garante. Lembaga itu memeriksa bagaimana cara DeepSeek mengumpulkan dan memproses data pengguna di Italia.
Mereka juga memberikan kesempatan ke DeepSeek maupun perusahaan afiliasi terkait selama 20 hari untuk mengungkapkan detail penting soal cara kerja aplikasi.
Baca Juga: Viral! Foto Jokowi dan 9 Naga Viral Lagi di Solo, Picu Spekulasi Netizen
Para pejabat Italia meminta kejelasan soal cara DeepSeek mengumpulkan data pribadi, sumber, tujuan penggunaan, hingga apakah data tersebut disimpan di server yang berlokasi di China.
Regulator juga mendesak DeepSeek soal bagaimana mereka memberitahu pengguna, baik yang terdaftar atau tidak, soal pemrosesan data. Khususnya dalam kasus di mana informasi diperoleh melalui web scraping.
Kekhawatiran soal privasi makin meningkat sejak DeepSeek heboh beberapa waktu belakangan. Aplikasi yang juga pesaing ChatGPT milik OpenAI itu tiba-tiba menduduki posisi pertama sebagai aplikasi terbanyak diunduh (download) di banyak negara.
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat juga menyoroti potensi risiko keamanan nasional dari DeepSeek buatan China yang banyak dipakai di sana.
Bahkan Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat sudah menegaskan para prajuritnya untuk tidak menggunakan DeepSeek.
Baca Juga: Viral Pria Malaysia Ungkap Indonesia-Malaysia Bersaudara, Netizen: Mau Tukar Wapres?
Kasus DeepSeek diblokir sementara ini bukan kali pertama dilakukan Italia. 2023 lalu, mereka juga sempat melarang ChatGPT karena khawatir soal privasi pengguna.
OpenAI selaku pemilik ChatGPT pun memutuskan beberapa perubahan di platform chatbot tersebut, termasuk transparansi yang lebih besar soal pemrosesan data, hak untuk keluar akun (logout), hingga verifikasi usia jika dipakai oleh anak di bawah umur.