Ini 5 Tren Bisnis di Media Sosial untuk Tahun 2025

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 27 Januari 2025 | 19:03 WIB
Ini 5 Tren Bisnis di Media Sosial untuk Tahun 2025
ilustrasi media sosial [pexels/Jonathan Robles]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan teknologi Meta mengungkapkan tren bisnis di media sosial untuk tahun 2025. Laporan ini mengungkap sejumlah cara agar pengguna sukses berbisnis di tengah pasar yang terus berkembang.

Menurut data dari eMarketer, kawasan Asia Pasifik memimpin lanskap jejaring sosial global dengan 2,3 miliar pengguna dengan pertumbuhan yang lebih pesat dari rata-rata global.

"Ini menjadikan kawasan ini sebagai wilayah dengan jejaring sosial terbesar di dunia," kata Meta Indonesia, dikutip dari siaran pers, Senin (27/1/2025).

Berikut sejumlah tren bisnis media sosial yang diungkap Meta, perusahaan teknologi yang menaungi Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

Baca Juga: Indonesia Butuh Data Center untuk Teknologi AI di Masa Depan

1. Kecerdasan buatan generatif atau generative AI

AI Generatif kini mengubah cara operasional bisnis dengan meningkatkan efisiensi dan kreativitas. Teknologi ini tengah diadopsi secara luas untuk menghasilkan berbagai ide, konten, dan solusi.

Meta melihat semakin banyak merek dan bisnis memanfaatkan fitur kreatif iklan berbasis AI Generatif, dengan lebih dari 1 juta pengiklan di seluruh dunia sebagai pengguna, dan menghasilkan lebih dari 15 juta iklan pada bulan Agustus 2024.

Untuk memenuhi permintaan pengiklan, Meta juga telah memperkenalkan dua fitur baru untuk membuat video berbasis AI generatif, yaitu video expansion dan image animation, untuk mendukung bisnis selama proses pembuatan iklan.

2. Perpesanan bisnis

Baca Juga: Teknologi Laser Ungkap Pola Tersembunyi di Tato Mumi Berusia 1200 Tahun

Banyak pengguna kini semakin memilih menggunakan perpesanan untuk berkomunikasi dengan bisnis layaknya terhubung dengan teman dan keluarga, khususnya di wilayah Asia Pasifik. Fitur Direct Message (DM) pun kini lebih disukai ketimbang unggahan publik, terutama oleh Gen Z.

Tren ini terjadi secara global dengan lebih dari 1 miliar orang terhubung dengan akun bisnis di Messenger, Instagram, dan WhatsApp setiap minggunya.

Menurut studi yang dilakukan Meta dan BCG mengenai perpesanan bisnis di Indonesia, sebanyak 90 persen pelaku bisnis di Indonesia kini menggunakan perpesanan di setiap tahap perjalanan konsumen mulai dari interaksi awal dan pra penjualan, hingga keterlibatan jangka panjang.

Temuan ini menunjukkan bahwa perpesanan tetap menjadi cara terbaik bagi konsumen dan bisnis untuk menyelesaikan berbagai keperluan; baik itu menjawab pertanyaan, mendiskusikan produk, atau menyelesaikan transaksi pembelian.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa 87 persen konsumen di Indonesia lebih memilih perpesanan sebagai cara utama untuk berkomunikasi dengan bisnis. Lalu 83 persen konsumen di Indonesia lebih percaya pada bisnis yang menawarkan fasilitas bertukar pesan.

Peningkatan juga terlihat dari percakapan harian di WhatsApp yang tumbuh sebesar dua kali lipat sejak tahun 2022.

Laporan tren sosial terbaru eMarketer juga menyebutkan, orang-orang semakin sering berbagi konten sosial dan terhubung satu sama lain melalui fitur DM dibandingkan melalui unggahan publik. Kalangan Gen Z memimpin pergeseran perilaku tersebut karena mereka terus mencari cara untuk terhubung dalam kelompok pertemanan yang lebih kecil.

3. Kreator Konten

Ekonomi kreator di wilayah Asia Pasifik terus berkembang. Hasil studi yang dilakukan oleh Goldman Sachs memproyeksikan, bahwa nilai ekonomi kreator global dapat mencapai 480 miliar Dolar AS pada 2027.

Kreator konten hadir sebagai generasi baru di dunia wirausaha yang membangun model bisnis terukur melalui kemitraan strategis dengan berbagai brand global.

Meta menyadari pentingnya kolaborasi antara brand dengan kreator konten yang tepat untuk mengkomunikasikan cerita mereka sebagai  faktor kunci keberhasilan kegiatan kampanye.

Menurut survei dari Meta dan YouGov, 94 persen konsumen di Indonesia berinteraksi dengan kreator konten, khususnya sepanjang musim liburan. Pelanggan pun mengandalkan rekomendasi dari kreator konten, dengan 54 persen memercayai saran mereka dan 63 persen mempertimbangkan saran mereka saat memutuskan untuk membeli.

4. Video

Konten video semakin banyak dikonsumsi. Insider Intelligence memprediksi adanya peningkatan waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dan konten video di kawasan Asia Pasifik sebesar 15 persen di 2025.

Meta juga melihat pengguna menghabiskan lebih banyak waktu menonton video di Instagram dan Facebook dengan 60 persen waktu pengguna di kedua platform tersebut kini dihabiskan untuk menonton video secara global.

Selain itu, live streaming (siaran langsung) juga menjadi tren yang perlu diperhatikan di Asia Tenggara. Menurut studi yang dilakukan oleh Decision Lab, 73 persen orang di Indonesia menonton siaran langsung untuk mengeksplorasi produk dan layanan, sementara 66 persen telah melakukan pembelian dari siaran langsung.

Di Indonesia, video merupakan format konten yang disukai oleh semua generasi dengan 92 persen orang merencanakan untuk menonton video secara daring selama masa liburan.

Secara khusus, video berdurasi pendek menjadi medium berpengaruh utama, dengan 81 persen konsumen menyebutnya sebagai faktor penting yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Format video pendek di Meta menjadi yang terdepan karena sukses melibatkan 65% persen konsumen yang melakukan pembelian selama liburan.

Temuan ini membuka peluang bagi bisnis untuk memanfaatkan konten video pendek di platform Meta untuk menarik perhatian penonton dan mendorong penjualan.

5. Aktivitas Belanja Lintas Negara

Saat ini, konsumen semakin banyak melakukan pembelian produk dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya akan ketersediaan pilihan yang luas.

Di Asia Pasifik, setidaknya 50 persen pembeli yang disurvei dalam studi musim libur tahunan Meta melaporkan telah melakukan pembelian lintas negara selama periode festival belanja.

Belanja lintas negara tak hanya dipengaruhi oleh harga, tetapi juga akses ke brand yang tak tersedia secara lokal.

"Dengan memanfaatkan tren-tren ini, bisnis dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan berkembang dalam lanskap yang dinamis di tahun 2025," tutup Meta Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI