Suara.com - Kepala Desa Kohod, Arsin menuai sorotan terkait keberadaan pagar laut misterius. Sebuah utas viral menuding bila Kades Kohod sering bergaya hedon dan mengoleksi mobil mewah.
Utas tersebut ditulis oleh akun @bung_madin. Sebagai informasi, pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di perairan Tangerang memancing perhatian banyak pihak.
Publik semakin kaget usai mengetahui bila terdapat Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di kawasan pesisir pantai utara (pantura), Kabupaten Tangerang, Banten, khususnya di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji.
Adanya SHGB dan SHM ditengarai cacat prosedur dan materil sehingga batal demi hukum. "Kades Kohod uang tiba-tiba jadi miliarder. Mobil & hajatan mewah tapi rakyat menderita. Ini semua bau-bau proyek Aguan. Kita bongkar biar jelas!" tulis @bung_madin.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Kritisi Pembinaan dan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia, Netizen Beri Balasan Menohok
Akun @bung_madin menuding bila Kades Kohod mempunyai sejumlah mobil mewah seperti Jeep Wrangler Rubicon, Mitsubishi Pajero, dan sedan Honda Civic. Sebagai referensi, harga Jeep Wrangler Rubicon sendiri mulai dari Rp 1,7 miliar. Kades Kohod disebut memiliki sedan serta SUV lain seharga ratusan juta rupiah.
Salah satu video viral memperlihatkan Desa Kohod yang menggelar pesta dangdut selama tiga hari tiga malam. "Arsin tahu Desa Kohod bakal jadi ladang duit dari proyek besar Agung Sedayu. Nggak pake lama, dia jadi 'boneka pengusaha' buat amankan proyek. Desa? Warga? Nggak ada di kamus dia. Arsin ngaku cuma bantu ngurus PBB, tapi fakta di lapangan beda. Arsin diduga jadi makelar proyek Aguan, dengan fee miliaran. Transaksi Rp 6 triliun, dia dapet 2,5 persen alias Rp 150 miliar!" tuding @bung_madin.
Postingan milik @bung_madin viral setelah memperoleh ribuan retweet dan 11 ribu tanda suka. Kades Kohod baru-baru ini juga viral karena beradu argumen dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid. Arsin bersikukuh bila 'laut yang disertifikat' dulunya adalah empang dan kolam, namun berubah menjadi laut karena terdapat abrasi.
Melalui laporan terpisah, pegiat media sosial sekaligus sekaligus mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Said Didu menuding bila terbitnya sertifikat ada andil dari oknum kepala desa.
"Kotornya itu selalu tingkat desa. Itu ada 16 desa, seharusnya kepala desa tahu. Kepala desa mendukung PIK 2. Dugaan saya yaitu terjadi kongkalingkong yang sistematis antara pengembang dengan lurah untuk mengakuisisi laut dan dipagar. Dugaan kuat saya, laut yang dipagar itu memang disiapkan untuk reklamasi oleh pengembang dengan alasan bahwa mereka sudah beli dari pemilik fiktif yang dibikin oleh kepala desa," ungkap Said Didu. Postingan gaya mewah Kades Kohod menuai beragam komentar netizen.
Baca Juga: Penampakan Bambu Pagar Laut yang Dibongkar Jadi Sorotan Publik: Balikin ke Aguan!
"Gegara UU Desa, menciptkan raja-raja kecil demi kepentingan hajatan 5 tahunan," tulis @bu**sj**ti.
"Kalau bener, parah banget nih kades," balas @n**ro**39.