Studi: Penggunaan Smartphone pada Remaja Picu Halusinasi, Ketidaknyataan, dan Agresivitas

Jum'at, 24 Januari 2025 | 08:37 WIB
Studi: Penggunaan Smartphone pada Remaja Picu Halusinasi, Ketidaknyataan, dan Agresivitas
ilustrasi remaja sedang bermain smartphone (pixabay/natureaddict)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah laporan terbaru mengungkap dampak penggunaan smartphone terhadap kesehatan mental remaja dan memberikan rekomendasi usia minimum bagi anak-anak untuk memiliki perangkat tersebut.

Laporan yang dirilis oleh Sapien Labs yang dilansir dari UNILAD pada Jumat (24/1/2025), ini menganalisis data dari CDC (Center for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan tingkat kesedihan dan kasus bunuh diri pada remaja berusia 10-18 tahun sejak 2010, terutama pada remaja perempuan.

Data tersebut juga menyebutkan peningkatan kekerasan dan rasa takut terhadap keselamatan fisik. Di sisi lain, data dari National Mental Health Survey India (NIMHANS) mengungkap lonjakan kasus bunuh diri di kalangan remaja.

Fokus Studi dan Metode Penelitian

Baca Juga: Samsung Galaxy A06 5G dan Galaxy M06 5G Lolos Sertifikasi, Bawa Android 15

Studi ini melibatkan 10.475 remaja berusia 13-17 tahun di Amerika Serikat dan India yang menggunakan internet, dilakukan antara Agustus hingga November 2024.

Dengan menggunakan Youth-MHQ, sebuah asesmen kesehatan mental anonim secara daring, penelitian ini mengevaluasi 47 aspek kesehatan mental, termasuk pengalaman hidup dan konteks sosial mereka.

Penelitian ini secara khusus menyoroti meningkatnya rasa agresi, kemarahan, iritabilitas, serta munculnya halusinasi pada kelompok usia tersebut.

Ilustrasi remaja (Pixabay/Sasin Tipchai)
Ilustrasi remaja (Pixabay/Sasin Tipchai)

Hasil Penelitian

Laporan ini mengungkap:

Baca Juga: Nubia Focus 2 Siap Masuk Indonesia, Jadi HP 5G Murah Anyar?

  • Lebih dari 50% remaja usia 13-17 di AS dan India melaporkan rasa sedih, bersalah, dan cemas yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
  • Sebanyak 51% remaja mengalami pikiran aneh yang tidak diinginkan, sementara 46% merasa terlepas dari realitas.
  • Pada usia 13 tahun, perasaan agresi, halusinasi, dan kemarahan lebih sering dilaporkan dibandingkan usia 17 tahun.

Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin muda anak memiliki smartphone, semakin tinggi kecenderungan mereka untuk mengalami agresivitas, kemarahan, dan, meskipun lebih kecil, tren halusinasi.

Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, laporan ini mencatat bahwa paparan konten yang tidak sesuai usia, seperti kekerasan atau bullying di media sosial, serta kurangnya pengalaman berbasis keluarga dan komunitas, menjadi faktor yang berkontribusi.

Penggunaan smartphone yang berlebihan juga mengurangi waktu tidur dan kualitas tidur, yang berujung pada meningkatnya iritabilitas, kemarahan, dan gangguan interaksi sosial pada remaja.

Laporan ini menyarankan kebijakan “tunggu hingga kelas 8” atau sekitar usia 13-14 tahun sebelum memberikan smartphone kepada anak-anak. Tujuannya adalah memberikan mereka waktu untuk mengembangkan keterampilan sosial yang lebih sehat dan mengurangi kecenderungan agresivitas.

Laporan ini menyimpulkan: “Satu hal yang jelas: tindakan cepat diperlukan untuk melindungi generasi muda dari masa depan yang ditandai dengan meningkatnya kemarahan, agresi, dan kekerasan.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI