Apakah Manusia Prasejarah Benar-Benar Tinggal di Gua?

Agung Pratnyawan Suara.Com
Kamis, 23 Januari 2025 | 16:45 WIB
Apakah Manusia Prasejarah Benar-Benar Tinggal di Gua?
Apakah Manusia Prasejarah Benar-Benar Tinggal di Gua? (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perkemahan ini biasanya terletak di tepi danau, sungai, atau pantai, meskipun padang rumput dan hutan juga dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

Contoh menarik adalah situs prasejarah di Schöningen, Jerman, yang diperkirakan berusia 300.000 tahun. Situs ini, yang dulunya merupakan perkemahan berburu di tepi danau, tetap terpelihara dengan baik berkat endapan alami. Di sini ditemukan tombak kayu, tulang hewan, dan bukti aktivitas manusia purba lainnya.

Tempat tinggal sementara manusia purba kemungkinan besar berupa gubuk sederhana yang terbuat dari kayu dan dilapisi kulit binatang. Struktur ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan mobilitas mereka sebagai pemburu-pengumpul.

Mengapa Gua Mendominasi Imajinasi Kita?

Meski manusia purba jarang tinggal di gua, mereka sering mengunjungi tempat ini untuk berbagai keperluan. Seni kuno di dinding gua, seperti di Lascaux, Prancis, menunjukkan bahwa gua digunakan untuk ritual, pemakaman, hingga produksi lem.

Beberapa gua bahkan ditemukan menyimpan tengkorak manusia purba, meskipun alasan di balik ini masih menjadi misteri.

Fakta bahwa banyak penemuan arkeologis paling spektakuler ditemukan di gua turut memperkuat mitos manusia gua. Gua, dengan kondisi yang melindungi sisa-sisa kehidupan purba, menjadi arsip alami yang luar biasa dibandingkan perkemahan terbuka yang lebih mudah tererosi oleh waktu.

Meski sering diasosiasikan dengan manusia gua, nenek moyang kita ternyata lebih sering hidup di ruang terbuka dengan perkemahan sementara yang fleksibel dan strategis.

Gua memang memiliki peran penting dalam kehidupan mereka, tetapi lebih sebagai tempat perlindungan sesaat atau lokasi untuk ritual dan penyimpanan barang. Jadi, gambaran manusia gua yang mendominasi imajinasi kita lebih merupakan bias arkeologis daripada kenyataan sejarah.

Baca Juga: Apakah Neanderthal dan Homo Sapiens Spesies yang Sama?

Kontributor : Pasha Aiga Wilkins

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI