Peneliti BRIN: Modifikasi Cuaca di Jakarta Sebabkan Hujan Deras di Wilayah Lain

Rabu, 22 Januari 2025 | 15:11 WIB
Peneliti BRIN: Modifikasi Cuaca di Jakarta Sebabkan Hujan Deras di Wilayah Lain
Ilustrasi hujan lebat. [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengklaim bahwa modifikasi cuaca berjalan efektif dan mampu mengurangi banjir.

Meski begitu, peneliti BRIN menilai bila Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jakarta tak disarankan saat cuaca ekstrem.

OMC tersebut dapat mengakibatkan pergeseran awan serta memicu hujan semakin deras di wilayah lain. Ahli Klimatologi dan Profesor Riset Klimatologi & Perubahan Iklim di Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin berpendapat, adanya banyak awan rendah di Jakarta membuat modifikasi cuaca adalah tindakan kurang tepat.

Prof. Dr. Erma Yulihastin turut membagikan peta pergerakan awan MCC (Mesoscale Convective Complex) yang mengarah ke banyak daerah lain. Perlu diketahui, awan MCC sistem konvektif skala mesoskala unik yang didefinisikan oleh karakteristik dalam citra satelit inframerah.

Baca Juga: Kenapa Imlek Selalu Hujan? Bukan Sekadar Basah, tapi Penuh Makna!

Kluster awan tersebut biasanya berumur panjang dan umumnya memicu hujan deras, angit, hujan es, petir, dan bahkan tornado.

Dikutip dari laman Pemprov DKI, Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan mengungkap bahwa mereka telah melakukan OMC sebanyak tiga tahap selama bulan Desember 2024.

Tahap pertama dilakukan pada 7 hingga 9 Desember, tahap kedua tanggal 12 hingga 15 Desember dan tahap ketiga dilakukan 24 hingga 31 Desember.

Peneliti BRIN membagikan ilustrasi awan MCC yang memicu hujan deras di beberapa wilayah. (X @EYulihastin)
Peneliti BRIN membagikan ilustrasi awan MCC yang memicu hujan deras di beberapa wilayah. (X @EYulihastin)

Menurutnya, OMC itu mengakibatkan tidak adanya banjir di Jakarta selama Desember 2024. Karena OMC pada 2024 dianggaap sukses, mereka akan melanjutkan strategi tersebut.

Menurut peneliti BRIN Erma Yulihastin, OMC saat cuaca ekstrem justru membuat wilayah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur terkena imbasnya.

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia Akibat Kombinasi Fenomena Alam

"Kalau modifikasi dilakukan dengan tujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta padahal kini sedang banyak MCC meluas di laut utara Jakarta, itu bakal menuju ke mana? Jateng-Jatim yang bakal paling parah kena dampak awan MCC yg masuk dari laut utara dan selatan Jawa. Awan tak punya KTP!" cuit Prof. Dr. Erma Yulihastin pada Selasa (21/01/2025).

Postingan peneliti BRIN viral di media sosial. Netizen ramai membagikan awan rendah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diduga memicu hujan lebat cukup lama.

Erma Yulihastin mengungkap bahwa OMC memang merupakan cara paling instan. Meski begitu, OMC tak disarankan pada saat cuaca ekstrem saat ini. Ia turut mengunggah video awan rendah di Bandung yang diperkirakan akibat OMC di Jakarta.

"Modifikasi cuaca, sekali lagi adalah cara paling instan dan sangat lokal yang tak disarankan ketika kondisi cuaca ekstrem karena gangguan sinoptik sedang menguat. Menggeser awan di atas Jakarta padahal kini sedang banyak awan rendah yang bergerak cepat, bukan tindakan tepat. Video awan-awan rendah yang bergerak cepat ini direkam pagi jam 7 di Bandung setelah hujan deras dan sore jam 16 sebelum hujan deras. Menandakan badai sedang terbentuk di atas Bandung. Hujan deras bercampur dg awan-awan rendah yang turun dari gunung, ditambah awan dari wilayah lain," pungkas Erma Yulihastin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI