Suara.com - Seberapa cepat evolusi bekerja? Bumi telah terbentuk selama sekitar 4,5 miliar tahun, menjadi rumah bagi berbagai organisme mulai dari ikan purba, dinosaurus, hingga manusia modern.
Namun, manusia seperti yang kita kenal saat ini hanya ada dalam sebagian kecil dari sejarah panjang ini, sekitar beberapa ratus ribu tahun.
Meskipun evolusi sering dikaitkan dengan skala waktu jutaan tahun, kita dapat menyaksikan evolusi dalam waktu yang jauh lebih singkat, seperti munculnya spesies burung baru dalam beberapa dekade atau strain bakteri dalam hitungan minggu. Bagaimana ini bisa terjadi?
Jenis-Jenis Evolusi: Adaptif vs Makro
Dirangkum dari Scienceabc, para ahli biologi membedakan evolusi menjadi dua jenis:
- Evolusi Adaptif: Perubahan cepat yang terjadi dalam waktu singkat sebagai respons terhadap lingkungan tertentu.
- Evolusi Makro: Perubahan besar yang terjadi selama jutaan tahun, menghasilkan spesies baru atau perubahan signifikan pada kelompok organisme.
Contohnya, tinggi rata-rata manusia meningkat beberapa inci dalam 200 tahun terakhir. Namun, ini bukan berarti manusia akan terus tumbuh lebih tinggi selamanya. Hal serupa terjadi pada kuda, di mana perubahan kecil terlihat dalam beberapa generasi, tetapi perubahan besar hanya terlihat dalam kurun waktu jutaan tahun.

Kecepatan Evolusi: Faktor Waktu dan Siklus Reproduksi
Kecepatan evolusi sangat dipengaruhi oleh waktu generasi dan siklus reproduksi. Setiap kali organisme bereproduksi, mutasi acak dapat muncul dalam genetiknya.
Organisme seperti bakteri, yang bereproduksi setiap beberapa jam, berevolusi lebih cepat dibandingkan manusia yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bereproduksi.
Baca Juga: Penemuan Baru Ini Mengubah Sejarah Asal Usul dan Evolusi Dinosaurus
Virus, seperti flu dan COVID-19, berevolusi lebih cepat karena tidak memiliki mekanisme koreksi DNA. Itulah sebabnya strain baru sering muncul dalam hitungan bulan.