Pakar: Penguras Kripto di Dark Web Naik 135 Persen

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 16 Januari 2025 | 11:35 WIB
Pakar: Penguras Kripto di Dark Web Naik 135 Persen
ilustrasi dark web (pexel.com/Cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli Kaspersky Digital Footprint Intelligence melihat lonjakan minat yang signifikan terhadap penguras kripto di pasar dark web.

Penguras kripto adalah jenis malware yang muncul sekitar tiga tahun lalu dan dirancang untuk mengelabui korbannya agar mengizinkan transaksi penipuan untuk mencuri dana dari dompet mereka.

Metode umum termasuk airdrop palsu, situs phishing, ekstensi browser berbahaya, penipuan melalui iklan, kontrak pintar berbahaya, dan pasar NFT palsu.

Jumlah utas dark web yang membahas penguras kripto meningkat sebesar 135 persen, dari hanya 55 pada tahun 2022 menjadi 129 pada tahun 2024.

Dalam utas ini, penjahat dunia maya membahas berbagai topik, mulai dari jual beli jenis perangkat lunak berbahaya ini hingga menyusun tim untuk pendistribusian, dan seterusnya.

“Mengingat tren ini, minat pelaku kejahatan siber terhadap penguras kripto dan serangan terkait kemungkinan akan terus tumbuh pada tahun 2025,” kata Alexander Zabrovsky, pakar keamanan di
Kaspersky Digital Footprint Intelligence.

Jumlah utas unik pada drainer di dark web. [Kaspersky]
Jumlah utas unik pada drainer di dark web. [Kaspersky]

Dia menambahkan, ini berarti para antusias kripto harus lebih waspada dari sebelumnya, mengadopsi langkah-langkah keamanan kripto yang kuat.

Sementara itu, perusahaan harus fokus pada edukasi pelanggan dan karyawan sambil secara aktif memantau kehadiran daring penjahat siber untuk mengurangi risiko serangan yang berhasil.

"Para penguras kripto sering kali menggunakan taktik rekayasa sosial untuk mencuri dana," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga: Ancaman Gelap di Dunia Siber: Hacker 30 Tahun Ungkap Peretasan Rumah Sakit dan Perang Modern di Dark Web

Menurutnya, mereka mungkin mengeksploitasi merek dompet dan bursa yang terkenal untuk memikat korban agar mengungkapkan informasi dompet mereka atau melakukan transaksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI