Dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk umum seperti yang ada di media sosial, papan pekerjaan, dan situs web perusahaan, alat bertenaga AI ini dapat membuat email yang disesuaikan dengan peran, minat, dan gaya komunikasi seseorang.
2. Teknologi deepfake
Teknologi ini semakin dimanfaatkan oleh penjahat dunia maya untuk membuat pesan audio dan video palsu tetapi sangat akurat, yang dibuat untuk mencerminkan suara dan penampilan eksekutif yang ingin mereka tiru.
3. Melewati pertahanan tradisional
Penjahat dunia maya dapat memanipulasi skrip sistem penyaringan email tradisional dengan menggunakan AI.
Dengan menganalisis dan meniru pola email yang sah, email phishing yang dihasilkan AI dapat melewati deteksi perangkat lunak keamanan.
![Ilustrasi keamanan siber. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/30/13569-ilustrasi-keamanan-siber.jpg)
Algoritme pembelajaran mesin dapat menguji dan menyempurnakan kampanye phishing secara real time, meningkatkan tingkat keberhasilannya dan membuatnya semakin canggih.
4. Mengapa pengalaman saja tidak cukup
Tingkat realisme dan personalisasi yang dapat dicapai AI dapat mengalahkan skeptisisme yang membuat para profesional berpengalaman tetap waspada.
Baca Juga: Mahfud MD Tanya AI Demi Cari Tahu Pemilik Pelat Nomor RI 36, Hasilnya Bikin Kaget
Selain itu, serangan yang dihasilkan AI sering kali mengeksploitasi psikologi manusia, seperti urgensi, ketakutan, atau otoritas, yang menekan karyawan untuk bertindak tanpa memeriksa ulang keaslian permintaan.