Suara.com - Mantan Menpora RI, Roy Suryo menilai bila kubu Gibran Rakabuming Raka sedang ketakutan. Selain itu, pakar telematika tersebut turut membahas biaya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sangat besar.
Menurutnya, biaya pembangunan IKN bakal membengkak 10 kali lipat. Ia tak percaya bila IKN hanya membutuhkan biaya Rp 400-an triliun seperti klaim pemerintah.
Roy Suryo memperkirakan bahwa biaya IKN semakin membesar karena mengakomodasi biaya perpindahan ASN dengan jumlah fantastis. Sebelum membahas IKN, Roy Suryo menilai jika Wapres RI harus dimakzulkan.
Mantan politisi Partai Demokrat tersebut menuduh bila Gibran tak mempunyai ijazah asli dan sempat menghapus barang bukti terkait akun Kaskus Fufufafa yang viral beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kris Dayanti Foto Bareng Megawati, Netizen Kaget Tak Ada Bingkai Foto Prabowo dan Gibran di Dinding
Menurut Roy Suryo, tak adanya gelar di foto resmi Wapres RI menjadi tanda jika kubu Gibran sedang ketakutan. "Fufufafa ini clear banget. Saya setuju kalau Fufufafa ini harus dimakzulkan. Dan sebenarnya mereka itu ketakutan. Kita harus maju. Ketakutannya apa? Kalau kita perhatikan, dia sebenarnya sudah ngakuin bahwa ijazahnya tidak benar. Maka di foto resmi, dia hanya berani menulis Gibran Rakabuming, tidak ada gelar sama sekali. Padahal sebelumnya, dia masih nulis Gibran Rakabuming BSc. Padahal gelarnya Pak Prabowo lengkap," ucap Roy Suryo.
Pria bernama lengkap Roy Suryo Notodiprojo ini mencurigai latar belakang pendidikan Gibran yang tak begitu jelas. "Dia dulu ngaku sekolah dua tahun di SMA Santo Yoseph Solo. Kemudian dua tahun, ayahnya kan Wali Kota Solo, masih powerful, kenapa nggak diselesaikan? Dia langsung pindah ke Singapura. Dan dia meneruskan sekolah di Singapura itu 3 tahun. Jadi kalau ditotal SMA-nya berapa tahun tuh. Itu harusnya kita curigai. Itu berarti dia belum tentu lulus SMA. Tapi kemudian dia tiba-tiba masuk universitas yang cukup hebat, University of Bredford. Ternyata MDIS di Singapura itu sudah tidak lagi kerja sama dengan Bredford. Kemudian dia seolah-olah lari ke Australia, ke UTS (University of Technology Sydney). Dia di sana setahun. Itu ada di website-nya Pemkot Surakarta loh, S2 di UTS. Padahal dia setahun di sana cuma matrikulasi," ungkap Roy Suryo.
Selain berniat memakzulkan Fufufafa atau Gibran, Roy Suryo juga menilai bahwa IKN tidak sah secara hukum. Pengesahan IKN turut diragukan oleh Roy Suryo anggota DPR yang menghadirinya tidak lengkap.
"Yang membuat negara kita bisa bangkrut adalah IKN. Kalau dibahas, IKN itu secara hukum tidak sah. Sederhana banget, pada saat ketok palu tahu nggak anggota DPR yang menyetujui ada berapa? Yang hadir secara fisik berapa orang? Hanya 77 anggota DPR, dari 575. Itu hanya 13 persen. Yang lain katanya hadir secara online. Kita harus minta pada komisi informasi pusat. Itu kalau online harusnya terlihat foto penuh. Kalau hanya on saja, bisa jadi itu hanya aspri saja yang online, itu tidak sah," tambahnya.
Berdasarkan perhitungannya, biaya pembangunan IKN dikhawatirkan dapat membengkak. Selain itu, total biaya IKN berpotensi membuat negara bangkrut.
"Kalau itu diteruskan, saya khawatir keuangan kita bangkrut. Saya tidak percaya hanya habis Rp 478 triliun, nggak. Akan lebih. Nanti ada ASN pindah ke sana, belum anak dan istri. Itu biaya bisa membengkak 10 kali lipat," pungkas Roy Suryo.