Suara.com - Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto sejak masa Kampanye Pilpres 2024 akhirnya resmi diluncurkan serentak di 26 provinsi pada Senin (6/1/2025) kemarin.
Badan Gizi Nasional yang andil dalam pemenuhan program ini menyebut ada 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan menjadi dapur umum.
SPPG pun tersebar di 26 provinsi di Indonesia dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah titik lokasi SPPG terbanyak, yakni total 57 titik lokasi SPPG.
Meski baru diluncurkan, program makan bergizi gratis ini mendapat banyak kritikan dari netizen di media social.
Baca Juga: Warga Semarang Senang Terlibat di Dapur Makan Bergizi Gratis: Ini Membuka Lapangan Pekerjaan
Kritikan tersebut meliputi banyak factor, seperti tidak terpenuhinya gizi yang seimbang, lauk yang belum matang hingga larangan untuk difoto.
Akun media sosial X @barengwarga pun merangkum kritikan terkait program makan bergizi gratis ini dari berbagai sisi.
Rupanya tidak semua anak mendapat jatah makanan, ada beberapa kelas yang hanya mendapat susunya saja.
Kemudian para siswa pun dilarang untuk protes dan memotret makanan gratis tersebut karena ditakutkan dapat menurunkan kredibilitas sekolah.
"1.gak semua anak dapet makanan, beberapa kelas cuma dapet susunya aja; 2.gak boleh protes dan dilarang foto mempengaruhi kredibilitas sekolah katanya; 3.Sayurnya mentah, Ayamnya hambar," ujar akun @barengwarga yang mendapat informasi dari siswa langsung.
Kritikan juga disampaikan karena susu yang diberikan terasa hambar, lalu ada kelas yang bergantian menggunakan wadah yang sama karena menggunakan system estafet.
Alhasil, ada siswa yang mendapat wadah makan yang menjadi bekas dari siswa lainnya.
"5. sistemnya estafet dan antri gantian dari kelas ke kelas, mengunakan wadah yang sama, jadi wadah kotor karena bekas anak / kelas sebelumnya; 6. Pejabat cuma diarahin kelas yang makanannya memang terlihat bagus; 7. Guru berulang ulang kali menghimbau untuk gak ngomongin ke sosmed, mungkin takut siswa di intimidasi juga ya?" tambah akun tersebut.
Netizen yang mengetahui kejadian yang sebenarnya dari program MBG ini pun langsung mengkritik tajam.
Sebagian dari mereka mengkritik "pembungkaman" yang sengaja dilakukan oleh para guru agar citra sekolah dianggap baik.
"Kasian murid2, sudah dibungkam sejak dini utk menyatakan pendapat. Padahal Kritik utk perbaikan program yg dibiayai oleh keringat rakyat," tulis netizen.
"Tp gue sedih bgt loh ini, pencitraan nya segitunya bgt.... Di depan generasi penerus bangsa," jelas netizen.
"Anak anak udah diajarin buat nggak menyuarakan pendapat sejak dini," tambah netizen.
Kontributor : Maliana