Akui Yesus Sebagai Anak Allah, Jimat Berusia 1800 Tahun Ungkap Sejarah Agama Kristen di Eropa

Senin, 06 Januari 2025 | 10:30 WIB
Akui Yesus Sebagai Anak Allah, Jimat Berusia 1800 Tahun Ungkap Sejarah Agama Kristen di Eropa
Jimat kuno berusia 1800 tahun. (Museum Archäologisches Frankfurt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu lalu, para arkeolog secara tidak terduga menemukan jimat perak berusia 1800 tahun. Jimat ini sukses menguraikan sejarah agama Kristen di Eropa.

Para arkeolog mengklaim bahwa jimat berusia 1800 tahun ini menjadi bukti otentik kekristenan murni di utara Pegunungan Alpen yang belum pernah ada sebelumnya. Temuan ini diklaim dapat mengubah sejarah suci nantinya.

Dilansir dari NY Post, Mike Josef, Walikota Frankfurt, Jerman lokasi artefak ini digali menyebut bahwa temuan ini dapat mengembalikan sejarah kekristenan di daerah tersebut hingga melampaui 50 hingga 100 tahun lalu.

Jimat kuno yang baru saja ditemukan menjelang perayaan Natal ini berisi wafer-thin berukuran 1,4 inci dengan teks yang kemudian dikenal sebagai prasasti perak Frankfurt.

Baca Juga: Damainya Misa Natal 2024 di Katedral Jakarta

Penemuan mengejutkan ini ditemukan di bawah dagu kerangka seorang pria yang berada di situs pemakaman yang berada di pinggiran Frankfurt pada 2018 lalu. Diduga jika pria ini menggunakan jimat tersebut sebagai kalung karena berada tepat di bawah lehernya.

Kerangka pria yang mengenakan jimat kuno berusia 1800 tahun. (Museum Archäologisches Frankfurt)
Kerangka pria yang mengenakan jimat kuno berusia 1800 tahun. (Museum Archäologisches Frankfurt)

Laman Live Science menyebut bahwa di masa tersebut, sejumlah orang mengenakan jimat untuk melindunginya dari hal-hal buruk. Di sisi lain, jimat ini juga kerap digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang mewabah.

Kata-kata kuno yang tertulis di jimat ini dipercaya berasal dari antara 230 dan 270 SM ketika agama-agama dominan muncul di Eropa seperti Yudaisme dan Paganisme.

Untuk meneliti penemuan ini, spesialis dari Leibniz Center for Archaelogy (LEIZA) menggunakan pemindaian komputer tomografi (CT) untuk memecahkan sekitar 18 kode ukiran yang menyatakan bahwa Yesus Kristen sebagai 'Anak Allah'.

Ilmuwan dan arkeolog dari Goethe University di Frankfurt, Jerman Markus Scholz lalu menguraikan deretan tulisan yang ditulis di jimat tersebut. Tulisan ini dipercaya merupakan gabungan dari bahasa Yunani dan Ibrani.

Baca Juga: Victor Dethan: Terima Kasih Yesus

"Santo Titus. Kudus, kudus, kudus! Atas nama Yesus Kristus, Anak Allah! Tuhan dunia melawan semua serangan, kemunduran. Tuhan memberikan jalan masuk menuju kesejahteraan. Semoga sarana keselamatan ini melindungi orang yang menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan Yesus Krsitus, Anak Allah, karena dihadapan Yesus Kristus setiap lutut bertekuk, mereka yang di surga, mereka yang di Bumi dan mereka yang di bawah Bumi, dan setiap lidah mengaku (Yesus Kristus)" tulis isi jimat tersebut.

Penemuan ini mengikuti jejak deskripsi mosaik Meggido yang berusia 1800 tahun dan menyebut bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ini juga mengikuti penemuan lainnya pada Juli 2024 lalu berusia 2000 tahun yang mengungkap kisah masa kecil Yesus.

Arkeolog menyebut jika penemuan jimat kuno tersebut akan mempengaruhi banyak hal seperti studi agama, filologi hingga antropologi. Hal ini dianggap sangat luar biasa dan akan terus diteliti oleh para ilmuwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI