Bertabur Planet, 5 Fenomena Langit Bisa Dilihat Mata Telanjang Sepanjang Januari 2025

Kamis, 02 Januari 2025 | 15:50 WIB
Bertabur Planet, 5 Fenomena Langit Bisa Dilihat Mata Telanjang Sepanjang Januari 2025
Ilustrasi planet - fenomena langit. (David Menidrey/Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki tahun 2025, ada beberapa fenomena langit yang dapat diamati oleh masyarakat Indonesia dengan mata telanjang, seperti melihat planet tanpa bantuan teropong.

Januari 2025 menawarkan beberapa fenomena langit yang indah, di mana hanya bisa dilihat pada waktu-waktu tertentu.

Oleh karena itu, catat jadwal fenomena langit yang akan terjadi di sepanjang Januari 2025 agar tidak terlewat. Dilansir dari In The Sky pada Kamis (2/1/2025), berikut ini daftar fenomena langit yang bisa diamati dengan mata telanjang pada Januari 2025:

1. Konjungsi Bulan dan Venus

Baca Juga: Kalender 2025 Sama dengan 1975? Download Tanggalan PDF Gratis, Ada Hijriah dan Wetonnya

Konjungsi dalam kasus ini diartikan sebagai fenomena astronomi yang terjadi ketika dua objek langit atau lebih tampak berdekatan di langit malam.

Pada 3 Januari 2025, Bulan dan Venus akan berada dalam pandangan langit yang sama, di mana Bulan berada pada Jarak 1 derajat di sebelah selatan Venus.

Dari Jakarta, pasangan tersebut akan terlihat sekitar pukul 18:24 WIB dengan ketinggian 41 derajat di atas cakrawala barat. Keduanya kemudian akan tenggelam menuju cakrawala, terbenam pada pukul 21:18 WIB.

Bulan akan berada pada magnitudo -10,7 dan Venus pada magnitudo -4,4, di mana keduanya berada di konstelasi Aquarius.

2. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Baca Juga: Rekor! Sampah Tahun Baru 2025 di Jakarta Tembus 132 Ton

Pengamat di Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat planet bercincin dengan mata telanjang karena pada 5 Januari 2025, konjungsi Bulan dan Saturnus akan terjadi.

Setelah melihat Venus, pengamat akan dimanjakan dengan penampakan Saturnus. Planet tersebut akan terlihat seperti bintang yang tidak berkelap-kelip.

Dari Jakarta, kedua objek akan terlihat pukul 18:42 WIB dengan ketinggian 49 derajat di atas cakrawala barat. Keduanya lalu tenggelam pada pukul 22:03 WIB.

Meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang dalam bentuk titik terang, namun jika pengamat ingin melihat detail cincin Saturnus maka dibutuhkan bantuan teropong atau teleskop.

Ilustrasi Saturnus. [Unsplash/NASA]
Ilustrasi Saturnus. [Unsplash/NASA]

3. Konjungsi Bulan dan Jupiter

Setelah melihat planet bercincin, pengamat juga memiliki kesempatan untuk mengamati planet terbesar di tata surya, yaitu Jupiter.

Planet raksasa ini akan muncul pada 11 Januari 2025. Bulan akan berada pada jarak 5 derajat dari Saturnus. Dari Jakarta, pasangan objek tersebut akan terlihat di langit malam sekitar pukul 18:27 WIB dengan titik tertinggi pada pukul 21:09 WIB dengan ketinggian 62 derajat di atas cakrawala utara.

Keduanya dapat terus diamati hingga sekitar pukul 02:24 WIB. Bulan akan berada pada magnitudo -12,6 dan Jupiter pada magnitudo -2,7, di mana keduanya berada di konstelasi Taurus.

Jika pengamat ingin melihat detail Jupiter, seperti Bintik Merah Besar miliknya, maka pengamat harus menggunakan alat bantu seperti teropong.

4. Bulan purnama

Bulan akan mencapai fase penuh pada 14 Januari 2025. Bulan purnama pada Januari disebut juga sebagai Wolf Moon atau Bulan Serigala.

Penamaan ini merupakan praktik yang dipopulerkan dalam beberapa dekade terakhir oleh Farmers' Almanac di Amerika Serikat. Penamaan yang digunakan dalam almanak tersebut diklaim berasal dari suku asli Amerika.

Bukan tanpa sebab, Bulan purnama yang terjadi pada Januari disebut Wolf Moon karena serigala lebih aktif dan lebih sering melolong di musim dingin.

Pada malam setelah 14 Januari 2025, Bulan akan terbit sekitar satu jam lebih lambat setiap harinya dan akan tampak lebih jelas di malam hari.

Saat mencapai fase purnama, Bulan akan berada pada deklinasi 25°53'N di konstelasi Gemini. Bulan akan berada pada jarak 381.000 kilometer dari Bumi.

Ilustrasi hujan meteor (Shutterstock).
Ilustrasi hujan meteor (Shutterstock).

5. Hujan meteor Ursid

Hujan meteor γ-Ursae Minorid atau Ursid merupakan fenomena yang terjadi saat Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet 8P/Tuttle. Menurut laporan, hujan meteor ini diprediksi akan terjadi pada 19 Januari 2025.

Sebenarnya, hujan meteor Ursid aktif mulai 15 Januari hingga 25 Januari 2025. Namun, puncaknya terjadi sekitar 19 Januari 2025.

Selama periode tersebut, pengamat memiliki peluang untuk melihat hujan meteor γ-Ursae Minorid. Jika dilihat dari Jakarta, hujan meteor ini baru akan terlihat sekitar pukul 02:07 WIB dan akan tetap aktif hingga pukul 05:25 WIB.

Titik radian paling tinggi di langit diperkirakan terjadi pada pukul 07:00 WIB, sehingga kemungkinan hujan meteor ini akan menghasilkan penampakan terbaiknya sebelum fajar terbit.

Pada saat ini, rotasi Bumi membuat Jakarta menghadap secara optimal ke arah datangnya meteor, sehingga menghasilkan jumlah hujan meteor yang turun secara vertikal ke bawah. Namun di waktu lainnya, akan ada lebih sedikit meteor yang terbakar di atas Jakarta.

Pada puncaknya, hujan meteor ini diperkirakan akan menghasilkan laju nominal sekitar tiga meteor per jamnya.

Itulah beberapa fenomena langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang sepanjang Januari 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI