Suara.com - Kotak masuk Gmail diserang hacker. FBI pun langsung mengeluarkan peringatan, seiring dengan kekhawatiran lonjakan ancaman email dan situs web, dilansir dari laman Forbes, Kamis (2/1/2024).
Meskipun Google memblokir lebih dari 99,9 persen spam, phishing, dan malware di Gmail, itu tidak cukup.
Bagi 2,5 miliar pengguna Gmail, tahun 2025 diharuskan merubah alamat email kamu.
Dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna Gmail, kini menerapkan model AI yang inovatif yang secara signifikan memperkuat pertahanan dunia maya Gmail, termasuk LLM baru yang dilatih tentang phishing, malware, dan spam.
Namun seperti yang baru saja diperingatkan McAfee, revolusi AI itu bekerja dua arah.
Seiring dengan semakin matangnya AI dan semakin mudah diakses, para penjahat dunia maya menggunakannya untuk membuat penipuan yang lebih meyakinkan, lebih personal, dan lebih sulit dideteksi.

Siapa pun dapat mengakses kotak masuk orang lain hanya dengan alamat email.
Alamat-alamat tersebut pada dasarnya diberikan secara gratis—diambil, dibocorkan, disimpan, dapat dicari.
"Bulan ini, pesan spam [akan] mencapai lebih dari 46,8 persen dari lalu lintas email," kata Mailmodo.
Inilah sebabnya mengapa perusahaan mencari solusi baru—Teams, Slack, bahkan platform pesan instan.