Suara.com - Fortinet, pemimpin global dalam keamanan siber merilis Laporan Prediksi Ancaman Siber 2025, yang memberikan wawasan penting tentang lanskap serangan siber yang terus berkembang.
Laporan ini menyoroti pergeseran ke arah strategi yang lebih ambisius, canggih, dan destruktif.
Kelompok Cybercrime-as-a-Service (CaaS) menjadi semakin terspesialisasi, sementara pelaku ancaman mulai mengadopsi panduan serangan yang menggabungkan ancaman digital dan fisik untuk melancarkan serangan yang sangat terarah dan berdampak.
Laporan yang dikembangkan oleh FortiGuard Labs ini memberikan pandangan ke depan tentang tantangan yang ditimbulkan oleh lanskap ancaman yang terus berubah dengan cepat.
Sekaligus membekali bisnis dengan wawasan yang diperlukan untuk secara proaktif menghadapi ancaman siber yang semakin canggih.
"Seiring dengan terus berkembangnya taktik pelaku kejahatan siber, tahun 2025 diperkirakan akan membawa gelombang baru serangan yang sangat terfokus dan didukung oleh AI," kata Edwin Lim, Country Director, Fortinet Indonesia dalam keterangan resminya, Senin (30/12/2024).

Mulai dari meningkatnya layanan Cybercrime-as-a-Service hingga konvergensi antara ancaman siber dan fisik, tren ini mencerminkan bagaimana para pelaku ancaman mendorong batasan untuk melancarkan serangan yang lebih presisi dan berskala besar.
"Prediksi kami menegaskan pentingnya bagi organisasi untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan lanskap ancaman yang semakin dinamis," ujarnya.
Seiring dengan berkembangnya kejahatan dunia maya, dia menambahkan, pihaknya mengantisipasi munculnya beberapa tren unik pada tahun 2025 dan di masa mendatang.
Baca Juga: Apple Resmi Jadi Perusahaan Termahal di Dunia Berkat AI, Salip Nvidia-Microsoft
Dalam beberapa tahun terakhir, pelaku kejahatan siber semakin banyak menghabiskan waktu “di fase booming” (left of boom), khususnya pada tahap pengintaian dan persenjataan dalam rantai serangan siber (cyber kill chain).