Apakah Lubang Hitam Terbentuk Sebelum Bintang?

Agung Pratnyawan Suara.Com
Sabtu, 28 Desember 2024 | 11:45 WIB
Apakah Lubang Hitam Terbentuk Sebelum Bintang?
Ilustrasi Lubang Hitam. [NASA/JPL-Caltech]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lubang hitam, fenomena ekstrem di alam semesta, merupakan objek dengan gravitasi terkuat yang diketahui. Saking kuatnya, bahkan cahaya pun tidak dapat lolos dari cengkeramannya. Meskipun seringkali berukuran kecil dan sangat padat, lubang hitam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan kosmiknya.

Melalui pengamatan dan penelitian terhadap interaksi lubang hitam dengan materi di sekitarnya, seperti bintang dan gas, para ilmuwan berusaha mengungkap misteri di balik pembentukan dan evolusi objek luar biasa ini.

Bagaimana Lubang Hitam Terbentuk?

Lubang hitam bermula dari kematian bintang masif seperti dikutip dari scienceabc. Ketika inti bintang kehabisan bahan bakar, ia runtuh akibat tekanan gravitasinya sendiri.

Baca Juga: Mengapa Bintang Memiliki Warna yang Berbeda-beda?

Proses ini menghasilkan ledakan dahsyat yang dikenal sebagai supernova. Sisa dari ledakan ini menciptakan lubang hitam bermassa bintang, salah satu jenis lubang hitam yang paling umum.

Selain itu, ada juga lubang hitam supermasif yang ditemukan di pusat galaksi, termasuk galaksi kita, Bima Sakti. Namun, proses pembentukannya masih menjadi misteri. Para ilmuwan menduga lubang hitam jenis ini mungkin terbentuk bersamaan dengan pembentukan galaksi itu sendiri.

Selain itu, terdapat teori menarik tentang lubang hitam primordial, yang diyakini terbentuk jauh sebelum bintang-bintang pertama lahir, pada awal terciptanya alam semesta.

Gambar pertama lubang hitam dibuat menggunakan pengamatan pusat galaksi M87 yang diambil oleh Event Horizon Telescope. [NASA/Event Horizon Telescope Collaboration]
Gambar pertama lubang hitam dibuat menggunakan pengamatan pusat galaksi M87 yang diambil oleh Event Horizon Telescope. [NASA/Event Horizon Telescope Collaboration]

Lubang Hitam Primordial (PBH): Jejak dari Awal Alam Semesta

Lubang hitam primordial (PBH) diperkirakan terbentuk segera setelah Big Bang, pada masa ketika kondisi alam semesta sangat ekstrem. Tidak seperti lubang hitam bermassa bintang yang berasal dari keruntuhan inti bintang, PBH diyakini muncul dari mekanisme lain, seperti:

Baca Juga: Warna Asli Matahari Ternyata Bukan Kuning! Fakta Mengejutkan Terungkap

  1. Ketidakhomogenan densitas: Variasi kecil dalam distribusi materi yang menyebabkan area dengan densitas tinggi runtuh menjadi lubang hitam.
  2. Keruntuhan untaian kosmik: Struktur seperti tali yang terbentuk selama awal alam semesta mungkin runtuh dan menciptakan PBH.
  3. Ketidakstabilan gravitasi: Ketidakseimbangan gravitasi di masa awal alam semesta yang memicu pembentukan PBH.

PBH juga terkait dengan radiasi Hawking, yaitu proses di mana lubang hitam perlahan "menguap" dengan memancarkan radiasi. PBH yang bermassa kurang dari 1015 gram diperkirakan telah punah, tetapi mereka meninggalkan jejak berupa sinar gamma latar belakang, antimateri dalam sinar kosmik, atau ledakan sinar gamma pendek yang tiba-tiba.

PBH yang bermassa lebih besar masih ada hingga saat ini dan mungkin menjadi benih bagi lubang hitam supermasif yang ditemukan di pusat galaksi.

Apakah PBH Materi Gelap?

Salah satu pertanyaan besar dalam kosmologi adalah apakah PBH dapat menjadi kandidat materi gelap, komponen misterius yang membentuk sebagian besar massa alam semesta.

Karena PBH terbentuk sebelum materi biasa muncul, mereka dianggap berbeda dari jenis materi yang kita kenal. Namun, hingga kini belum ada bukti observasi yang cukup untuk mengonfirmasi hipotesis ini.

Cara Mendeteksi PBH

PBH sulit diamati karena ukurannya yang kecil dan sifatnya yang tidak memancarkan cahaya. Namun, para astronom dan fisikawan terus mengembangkan metode inovatif untuk mendeteksi keberadaan mereka:

  1. Radiasi Hawking: PBH yang sedang menguap memancarkan sinar gamma berenergi tinggi. Sinar gamma ini, meskipun sulit ditangkap karena sifatnya yang acak, bisa menjadi petunjuk keberadaan PBH.
  2. Gelombang Gravitasi: Pembentukan dan penggabungan PBH biner menghasilkan gelombang gravitasi yang dapat dideteksi oleh observatorium seperti LIGO atau Virgo. Observatorium generasi berikutnya diharapkan dapat meningkatkan peluang deteksi ini.
  3. Pelensaan Mikro: Ketika PBH melintas di depan bintang jauh, gravitasi PBH dapat membelokkan cahaya bintang tersebut, menciptakan variasi luminositas yang dapat diamati. Beberapa survei, seperti Subaru Hyper Suprime-Cam (HSC), telah mencoba mendeteksi PBH dengan metode ini.
Ilustrasi lubang hitam. [Envato]
Ilustrasi lubang hitam. [Envato]

Mengapa PBH Penting bagi Kosmologi?

Studi tentang PBH dapat memberikan wawasan penting tentang momen-momen awal alam semesta. Mereka berpotensi mengungkap proses fisik yang terjadi selama inflasi kosmologis, yaitu periode ekspansi alam semesta yang sangat cepat.

Selain itu, PBH dapat membantu menjelaskan evolusi struktur besar seperti gugus galaksi dan distribusi materi di alam semesta.

Menunggu Bukti Observasi

Meskipun PBH masih menjadi hipotesis teoretis, para ilmuwan optimis bahwa bukti keberadaan mereka akan ditemukan di masa depan. Dengan teknologi observasi yang semakin canggih, seperti teleskop gelombang gravitasi generasi berikutnya, harapan untuk mengungkap rahasia PBH semakin besar.

Jika terbukti ada, PBH akan menjadi bukti bahwa pembentukan lubang hitam dimulai bahkan sebelum bintang pertama lahir.

Lubang hitam primordial bukan hanya cerita tentang masa lalu alam semesta, tetapi juga kunci untuk memahami bagaimana alam semesta menjadi seperti sekarang.

Penemuan PBH akan membuka bab baru dalam eksplorasi kosmos dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang asal usul alam semesta.

Kontributor : Pasha Aiga Wilkins

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI