Suara.com - Pakar sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menilai kalau kasus serangan ransomware yang menimpa Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah tidak benar.
"Untuk saat ini belum dapat dipastikan bahwa BRI memang terkena ransomware, atau bahkan terindikasi informasi yang beredar adalah berupa yang kurang benar," kata Pratama Persadha dalam keterangan pers tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (20/12/2024).
Pratama menerangkan, kasus serangan ransomware BRI pertama kali diumumkan oleh akun X FalconFeeds pada 18 Desember 2024 pukul 18.54 WIB lalu.
Namun dari temuannya, layanan perbankan BRI serta mobile banking BRI tidak mengalami kendala operasional sebagaimana yang terjadi pada kasus Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Percaya Diri Jelang Lawan Borneo, Ini Kata Bruno Moreira
"Tidak seperti pada saat Bank Syariah Indonesia yang mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan kegagalan operasional perbankan dan aplikasi mobile banking mereka selama beberapa hari," lanjut dia.
Pratama melanjutkan, FalconFeeds.io selaku akun yang pertama kali menyebarkan informasi itu juga membuat postingan klarifikasi pada pukul 22.42. Akun tersebut mengatakan bahwa klaim yang melaporkan serangan siber kepada BRI adalah berita yang kurang benar.
Tim CISSReC pun melakukan investigasi dan menemukan bahwa sampel data yang diberikan oleh Bashe Ransomware identik dengan salah satu unggahan di Scribd yang diunggah oleh salah satu akun bernama "Sonni GrabBike" pada tanggal 17 September 2020.
"Melihat beberapa fakta ini, untuk saat ini serangan siber berupa ransomware tersebut kemungkinan besar adalah informasi yang kurang benar," simpul Pratama.
Lebih lanjut Pratama mengatakan kalau Tim CISSReC melihat bahwa informasi serangan ransomware ini hanya upaya coba-coba dari hacker untuk memeras BRI bahwa seolah-olah mereka terkena serangan ransomware.
Baca Juga: Belanja di Tokped dan Blibli via BRI Ceria, Dapat Diskon Spesial Hingga Tahun Baru!
"Karena jika memang group Bashe Ransomware memiliki data asli dari BRI hasil serangan malware mereka, tentu saja seharusnya mereka mengunggah data tersebut dan bukannya mengunggah data yang sudah pernah diposting di Scribd sebelumnya," pungkasnya.