Pakar Ungkap Kasus Serangan Ransomware BRI Tidak Benar, Cuma Modus Pemerasan Hacker

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 20 Desember 2024 | 14:52 WIB
Pakar Ungkap Kasus Serangan Ransomware BRI Tidak Benar, Cuma Modus Pemerasan Hacker
Ilustrasi BRI. Foto: BRImo (Dok: BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha menilai kalau kasus serangan ransomware yang menimpa Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah tidak benar.

"Untuk saat ini belum dapat dipastikan bahwa BRI memang terkena ransomware, atau bahkan terindikasi informasi yang beredar adalah berupa yang kurang benar," kata Pratama Persadha dalam keterangan pers tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (20/12/2024).

Pratama menerangkan, kasus serangan ransomware BRI pertama kali diumumkan oleh akun X FalconFeeds pada 18 Desember 2024 pukul 18.54 WIB lalu.

Namun dari temuannya, layanan perbankan BRI serta mobile banking BRI tidak mengalami kendala operasional sebagaimana yang terjadi pada kasus Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Persebaya Surabaya Percaya Diri Jelang Lawan Borneo, Ini Kata Bruno Moreira

"Tidak seperti pada saat Bank Syariah Indonesia yang mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan kegagalan operasional perbankan dan aplikasi mobile banking mereka selama beberapa hari," lanjut dia.

Pratama melanjutkan, FalconFeeds.io selaku akun yang pertama kali menyebarkan informasi itu juga membuat postingan klarifikasi pada pukul 22.42. Akun tersebut mengatakan bahwa klaim yang melaporkan serangan siber kepada BRI adalah berita yang kurang benar.

Tim CISSReC pun melakukan investigasi dan menemukan bahwa sampel data yang diberikan oleh Bashe Ransomware identik dengan salah satu  unggahan di Scribd yang diunggah oleh salah satu akun bernama "Sonni GrabBike" pada tanggal 17 September 2020.

Pada investigasi yang lebih lanjut secara random pada beberapa sampel data, CISSReC turut menemukan bahwa nomor kartu yang tertera pada sampel data yang didapatkan di Scribd adalah valid. Nomor kartu tersebut pun masih aktif karena masih bisa dilakukan transfer ke nomor kartu tersebut.

"Melihat beberapa fakta ini, untuk saat ini serangan siber berupa ransomware tersebut kemungkinan besar adalah informasi yang kurang benar," simpul Pratama.

Baca Juga: Belanja di Tokped dan Blibli via BRI Ceria, Dapat Diskon Spesial Hingga Tahun Baru!

Apabila BRI memang kena serangan siber, tambah dia, Pratama yakin perusahaan memiliki sistem cadangan (backup) dan prosedur pemulihan (recovery) yang bagus. Sebab serangan bisa dengan singkat mengembalikan layanan perbankan.

Lebih lanjut Pratama mengatakan kalau Tim CISSReC melihat bahwa informasi serangan ransomware ini hanya upaya coba-coba dari hacker untuk memeras BRI bahwa seolah-olah mereka terkena serangan ransomware.

"Karena jika memang group Bashe Ransomware memiliki data asli dari BRI hasil serangan malware mereka, tentu saja seharusnya mereka mengunggah data tersebut dan bukannya mengunggah data yang sudah pernah diposting di Scribd sebelumnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI