Suara.com - Para ilmuwan menghadapi salah satu misteri terbesar di kosmos: mengapa alam semesta mengembang lebih cepat dari yang diperkirakan?
Meskipun fenomena ini telah diamati selama beberapa dekade, alasan di balik percepatan ekspansi ini tetap menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.
Percepatan Ekspansi Alam Semesta
Dilansir dari UNILAD, sejak ditemukan pada tahun 1998, para ilmuwan menyadari bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tetapi laju ekspansi tersebut justru semakin cepat.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Buku Sains Populer tentang Alam Semesta Karya Carl Sagan
Temuan ini bertentangan dengan asumsi awal bahwa gravitasi seharusnya memperlambat ekspansi setelah Big Bang, peristiwa yang memulai alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Namun, sembilan miliar tahun setelah Big Bang, ekspansi kembali mempercepat.
Faktor yang mendorong percepatan ini dinamai energi gelap, meskipun sifatnya masih menjadi misteri. Menurut NASA, energi gelap diperkirakan mencakup sekitar 68,3 hingga 70 persen dari alam semesta. Namun, para ahli belum memahami bagaimana energi ini bekerja atau mengapa ia memengaruhi laju ekspansi kosmik.
Pengukuran dengan Teknologi Terkini
Awalnya, Teleskop Luar Angkasa Hubble mengukur laju ekspansi ini—dikenal sebagai Konstanta Hubble—dan menemukan bahwa galaksi bergerak menjauh dengan kecepatan 67-68 kilometer per detik per megaparsec. Namun, pengamatan terbaru menggunakan Teleskop James Webb memberikan nilai yang lebih tinggi, yaitu 70-76 kilometer per detik per megaparsec. Perbedaan ini, dikenal sebagai "ketegangan Hubble," telah membingungkan para ilmuwan.
Adam Riess, penulis utama studi terkait, mengatakan bahwa perbedaan ini mengindikasikan adanya celah dalam pemahaman kita tentang alam semesta. "Ini merupakan tantangan, tetapi juga peluang luar biasa untuk mempelajari lebih lanjut tentang kosmos kita," ungkapnya.
Baca Juga: Kena Nyinyir Usai Melahirkan, Laura Theux Ternyata Pilih Caesar Gara-Gara Idap Epilepsi
Hipotesis Baru tentang Alam Semesta
Para kosmolog mulai menyusun berbagai teori untuk menjelaskan ketegangan ini. Marc Kamionkowski, seorang kosmolog dari Johns Hopkins, mengajukan beberapa kemungkinan, termasuk keberadaan materi atau energi gelap awal yang belum terdeteksi, partikel eksotis, sifat unik dari materi gelap, atau bahkan medan magnet primordial.
"Pemahaman kita tentang alam semesta mungkin masih belum lengkap," tambah Riess. "Dengan dua teleskop andalan NASA yang mengonfirmasi hasil pengamatan satu sama lain, kita perlu menanggapi ketegangan Hubble ini dengan serius."
Harapan Baru dengan James Webb
Teleskop James Webb menawarkan harapan baru dalam mengungkap rahasia ini. Dengan kemampuan observasi yang lebih canggih, para ilmuwan berharap dapat memperoleh data yang lebih mendalam tentang energi gelap, materi gelap, dan fenomena lainnya yang mungkin menjelaskan percepatan ekspansi alam semesta.
Meskipun jawabannya belum ditemukan, perkembangan ini menunjukkan bahwa misteri alam semesta adalah pintu menuju pemahaman baru yang lebih mendalam tentang asal-usul dan takdir kosmos.