Dampak Badai Geomagnetik pada Satelit

Konstelasi Starlink milik SpaceX, yang terdiri dari lebih dari 6.700 satelit di orbit rendah Bumi, menjadi salah satu sistem yang paling terdampak. Parker mengungkapkan bahwa SpaceX mengalami pergeseran posisi hingga 20 kilometer hanya dalam satu hari.
“Jika kita tidak yakin posisi satelit kita dalam jarak 20 kilometer, maka penghindaran tabrakan menjadi tidak mungkin,” jelas Parker.
Kesalahan posisi ini meningkatkan risiko tabrakan antar satelit, mengingat orbit rendah Bumi sudah cukup padat dengan banyaknya satelit aktif. Setelah badai reda, sebagian besar satelit harus melakukan manuver otomatis untuk kembali ke orbit semula, memperbaiki pergeseran yang terjadi akibat hambatan atmosfer.
Migrasi Satelit Massal Terbesar dalam Sejarah
Parker mencatat bahwa satu hari setelah badai geomagnetik G5, hampir 5.000 satelit, sebagian besar berasal dari konstelasi Starlink, melakukan manuver peningkatan orbit secara bersamaan.
“Ini adalah setengah dari semua satelit aktif di luar angkasa yang memutuskan untuk bermanuver pada waktu yang sama,” ujar Parker.
Fenomena ini menjadi migrasi massal satelit terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Meskipun manuver ini penting untuk menjaga kestabilan orbit satelit, pergerakan massal dalam waktu singkat justru membuat prediksi posisi satelit menjadi lebih sulit.
Hal ini meningkatkan risiko tabrakan, terutama di wilayah orbit rendah Bumi yang semakin padat.
Baca Juga: Satelit Kayu Pertama di Dunia Meluncur ke Luar Angkasa!
Upaya Prediksi dan Mitigasi Badai Geomagnetik