Suara.com - Perusahaan riset pasar Ipsos mengumumkan tiga trend teknologi yang menjadi sorotan masyarakat di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, serta pasar global lainnya, sepanjang tahun 2024.
Dalam laporan bertajuk Ipsos Global Trends 2024: "In Search of a New Consensus: From Tension to Intention", Ipsos mengeksplorasi tren utama teknologi yang membentuk kawasan Asia-Pasifik.
Laporan itu juga menandai peringatan ke-10 tahun perjalanan Global Trends Report yang menawarkan insight berharga tentang perubahan sentimen konsumen, transformasi sosial, dan dinamika pasar di 50 negara.
"Insight dari Report Ipsos Global Trends 2024 memberikan peta jalan bagi brand yang sedang menghadapi lanskap yang terus berkembang," kata CEO Ipsos APEC Hamish Munro dalam siaran resmi pada Senin 16 Desember 2024.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil KIA Desember 2024: Dari Sonet hingga EV9
"Persimpangan antara teknologi, tradisi, dan sustainability menawarkan peluang unik bagi bisnis di Asia untuk berinovasi dan tetap relevan dengan konsumen," tutur Hamish Munro.
Hamish Munro kemudian menjabarkan tiga trend yang menjadi sorotan masyarakat Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, antara lain:
1. Teknologi yang menginspirasi (Technowonder)
Konsumen di APAC, terutama Indonesia, India, dan Thailand menunjukkan optimisme terhadap kemajuan teknologi seperti artificial intelligence (AI).
Di Indonesia, 68 persen responden percaya bahwa AI memiliki dampak positif bagi dunia, jauh di atas rata-rata global sebesar 57 persen.
Namun, optimisme itu disertai dengan kekhawatiran signifikan terkait privasi data, di mana 76 persen konsumen APAC khawatir tentang bagaimana informasi mereka digunakan.
2. Kembali ke sistem lama (Retreat to old systems)
Nostalgia terus memengaruhi perilaku konsumen, mendorong brand untuk menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi modern.
Di Indonesia, 94 persen responden memprioritaskan tradisi sebagai nilai inti masyarakat, persentase tertinggi di kawasan ini.
Berbagai brand lokal telah berhasil memanfaatkan tren ini dengan menggabungkan warisan budaya dengan strategi kontemporer untuk menjangkau audiens yang beragam.
3. Konvergensi iklim (Climate convergence)
Pentingnya menghadapi perubahan iklim sangat jelas, dengan 73 persen responden APAC menyatakan bahwa mereka sudah mengambil langkah untuk melindungi lingkungan.
Sentimen itu sangat kuat di Indonesia, di mana 91 persen konsumen mengaku telah aktif terlibat. Selain itu, beberapa brand di Indonesia pun berkontribusi melalui solusi kemasan berkelanjutan dan menyelaraskan inisiatif mereka dengan target negara untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060.
"Indonesia menjadi contoh nyata dari konvergensi tren ini, mulai dari adopsi AI yang semakin berkembang hingga penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional," kata Andi Sukma, Executive Director Ipsos Indonesia.
"Sementara itu, keberlanjutan bukan hanya kebutuhan tetapi juga peluang bagi merek untuk memimpin dengan tujuan yang jelas," papar Andi Sukma.
Untuk menyambut masa depan, Ipsos mendorong brand untuk beradaptasi dengan mengutamakan privasi data untuk membangun kepercayaan, menggabungkan nostalgia dengan modernitas untuk menarik berbagai demografi, serta berperan aktif dalam keberlanjutan lingkungan melalui praktik inovatif.