"Ya harus bisa membedakan catatan sejarah dan karya sastra. Sastra itu berkembang sejak lama Epos Ramayana dan Mahabarata itu karya sastra sejak 2000 tahun lalu, di China, Journey to the West juga karya sastra abad ke 16 M dengan cerita Abad ke 7 M. Yang celaka adalah menempatkan karya sastra sebagai karya sejarah, seperti menempatkan Roman Sejarah karya Pramoedya sebagai bagian peristiwa sejarah, padahal itu roman," ungkap Harry Sofian menambahkan. Postingan mengenai Gus Miftah mendapat beragam komentar dari netizen.
"Makin ke sini makin keliatan belangnya, Miftah makin halu," cuit @ang**ro**20.
"Kalau dia ngaku keturunan Ken Arok mungkin pada percaya kali ya," nyinyir @tr**at*7.