Suara.com - Pemerintah berencana mengirimkan SMS blast untuk meneror para pemain judi online Indonesia. Hal itu dilakukan agar warga tobat dan tak lagi main judol.
Deputi Analisis dan Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Danang Tri Hartono beralasan kalau para pemain judi online yang berasal dari sektor swasta ternyata juga banyak.
PPATK pun sudah menyampaikan permintaan ke kementerian terkait dan bahkan operator seluler untuk mengirimkan SMS blast ke para pemain judi slot.
"Kami akan sampaikan ke operator seluler, data pemain, data nomor pemain. Di-blast bahwa, 'Kamu ketahuan pemain judi online sehingga kamu melanggar Pasal 303 BIS KUHP, bisa dipidana' segala macam. 'Menurut agama juga,' segala macam," papar dia saat diskusi judi online yang digelar Forum Wartawan Teknologi (Forwat) pada Jumat (29/11/2024) malam.
Baca Juga: PPATK Temukan Modus Baru Judi Online: Depo lewat QRIS di Warung Soto dan Ojek, Transaksi Miliaran
"Artinya, supaya demand-nya ini menurun," timpal Danang.
Tak hanya warga, Danang menyebut kalau teror serupa juga ditargetkan kepada mereka yang bekerja di instansi Pemerintah seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, hingga Polri.
"Yang ASN, kami kirimkan ke instansinya masing-masing. 'Ini main, ini main, ini main'. Minimal dari TNI, Polri, ASN sudah clear," ungkapnya.
PPATK juga siap mengirimkan data-data pemain judi online di lingkup Pemerintah ke instansi masing-masing, tak peduli mereka dari mana. Data itu mencakup siapa yang bermain, berapa kali deposit (depo), hingga nilai transaksi.
"Kami kasih tahu, biar diambil tindakan. Sehingga dari segi pemerintah, tidak ada yang main. Diharapkan," pungkasnya.
Baca Juga: PPATK Ungkap Jumlah Pemain Judi Online Indonesia Bisa Tembus 11 Juta Orang di Akhir 2024
SMS blast pernah dilakukan Kominfo
Metode SMS blast ini sebenarnya sudah pernah dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang kini namanya diubah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Bedanya, SMS blast itu berisi hanya berisi sosialisasi dan edukasi. Sedangkan SMS blast ala PPATK ini langsung menargetkan ke para pemain judi online, termasuk mengungkap data berapa kali depo hingga nominal transaksi.
Budi Arie Setiadi selaku Menkominfo saat itu menyampaikan bahwa sosialisasi dalam bentuk SMS ini adalah langkah untuk mencegah masyarakat main judi slot.
"Kita kampanye sosialisasi lewat SMS Blast dan berbagai mekanisme. Saya besok pagi ketemu RRI, untuk tiap satu jam sosialisasi tentang bahaya judi online bagi masyarakat," ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kominfo, Rabu (19/6/2024).
Budi mengatakan, upaya edukasi menggunakan SMS blast akan dilakukan rutin dilakukan setiap hari bekerja sama dengan operator-operator seluler yang beroperasi di Indonesia.
Dalam SMS blast yang terbaru, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan warga mengenai bahaya judi online.
Pesan yang disebarkan kala itu berbunyi, "Judi Online Bahaya dan Merusak Pengguna. Jangan Pernah Mencoba. Jaga Masa Depan Penuh Bahagia".