Apakah Matematika Sebuah Penemuan atau Ciptaan?

Agung Pratnyawan Suara.Com
Sabtu, 30 November 2024 | 06:00 WIB
Apakah Matematika Sebuah Penemuan atau Ciptaan?
Ilustrasi Matematika. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernahkah Anda merasa kesulitan memecahkan soal matematika di sekolah atau mengingat rumus-rumus panjang yang terasa membingungkan?

Dalam momen-momen seperti itu, pernahkah Anda bertanya-tanya: apakah matematika sudah ada di alam semesta, menunggu untuk ditemukan, ataukah ia adalah hasil rekayasa manusia? Pertanyaan ini ternyata serumit kalkulus.

Matematika memegang peranan penting dalam dunia modern. Dari teknologi smartphone hingga desain gedung pencakar langit, dari prediksi cuaca hingga perjalanan luar angkasa, semuanya bergantung pada matematika.

Namun, perdebatan tentang asal-usul matematika masih terus bergulir di kalangan filsuf dan ilmuwan. Apakah matematika diciptakan atau ditemukan? Mari kita telusuri lebih jauh.

Baca Juga: Akun X Wikipedia Bagikan Cerita Firaun Akhenaten yang Pernah Pindahkan Ibu Kota, Warganet: Kok Mirip Sama...

Usia Matematika: Setua Peradaban Manusia

Dirangkum dari scienceabc, kisah matematika dimulai bersamaan dengan peradaban manusia. Pada awalnya, manusia menggunakan matematika untuk kebutuhan sederhana seperti menghitung ternak atau mengukur ladang.

Namun, seiring berkembangnya masyarakat, matematika juga mengalami evolusi yang signifikan.

  • 600 SM: Peradaban kuno mulai menggunakan matematika untuk keperluan administratif, seperti menghitung pajak dan membagi lahan.
  • 500 SM: Angka Romawi mulai digunakan untuk merepresentasikan bilangan.
  • 2500 Tahun Lalu: Matematikawan Yunani seperti Pythagoras memperkenalkan konsep revolusioner, termasuk teorema yang membahas hubungan antara sisi-sisi segitiga siku-siku.

Ilmuwan percaya bahwa konsep matematika dasar seperti penjumlahan dan pengurangan muncul secara independen di berbagai peradaban kuno, seperti Mesir, Mesopotamia, dan India.

Namun, matematika tingkat lanjut berkembang pesat di Yunani dan terus diperluas oleh para matematikawan sepanjang sejarah.

Baca Juga: Kenapa Seminggu Ada 7 Hari? Jawabannya Ada di Langit dan Sejarah

Apakah Matematika Sudah Ada di Alam?

Ilustrasi rumus matematika - cara menghitung akar pangkat 3 (Freepik)
Ilustrasi rumus matematika - cara menghitung akar pangkat 3 (Freepik)

Beberapa filsuf dan ilmuwan percaya bahwa matematika bukanlah ciptaan manusia, melainkan sesuatu yang sudah ada di alam semesta, menunggu untuk ditemukan. Pendapat ini dikenal sebagai Platonisme, yang diambil dari nama Plato, filsuf Yunani kuno.

Menurut Plato, konsep matematika seperti bilangan atau bentuk geometri adalah entitas abstrak yang ada di luar ruang dan waktu, independen dari pikiran manusia. Contohnya:

  • Bilangan Prima: Tidak ada bilangan prima terbesar, dan sifat ini berlaku selamanya.
  • Bilangan Pi: Nilai π terus berlanjut dalam desimal tanpa batas.

Matematika dianggap sebagai bahasa universal yang mengatur dunia fisik. Bahkan jika alam semesta menghilang, hukum-hukum matematika akan tetap berlaku. Misalnya, Rasio Emas dan Deret Fibonacci adalah bukti bagaimana matematika terwujud di alam.

Rasio Emas dan Deret Fibonacci

Rasio emas (sekitar 1,618) adalah pola matematika yang ditemukan di berbagai fenomena alam. Rasio ini menggambarkan proporsi sempurna yang sering dijuluki sebagai proporsi ilahi.

Rasio emas berasal dari deret Fibonacci, yaitu urutan angka di mana setiap bilangan adalah hasil penjumlahan dua bilangan sebelumnya:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya.

Contoh penerapan rasio emas dan deret Fibonacci di alam:

  • Kelopak bunga: Jumlah kelopak bunga sering kali sesuai dengan deret Fibonacci, seperti bunga lili (3 kelopak) atau bunga marigold jagung (13 kelopak).
  • Kerang laut: Spiral pada cangkang kerang mencerminkan rasio emas.
  • Galaksi: Pola spiral pada galaksi mengikuti aturan rasio emas.

Pola-pola ini menguatkan argumen bahwa matematika sudah ada di alam, dan manusia hanya menemukannya.

Apakah Matematika Ciptaan Manusia?

Di sisi lain, ada pendapat bahwa matematika adalah ciptaan manusia yang dirancang untuk menggambarkan dunia fisik dengan lebih baik. Aliran pemikiran ini menolak Platonisme dan berpendapat bahwa matematika adalah hasil abstraksi manusia terhadap fenomena yang diamati.

Pada awalnya, manusia menggunakan bilangan untuk menghitung benda-benda di sekitar mereka. Kemudian, konsep-konsep baru seperti bilangan negatif, bilangan rasional, hingga bilangan kompleks ditemukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya:

  • Bilangan Negatif: Digunakan untuk menggambarkan suhu di bawah nol, seperti -10°C.
  • Bilangan Kompleks: Dikembangkan untuk menyelesaikan perhitungan dalam bidang teknik dan fisika.

Dalam pandangan ini, matematika tidak ada secara independen, melainkan lahir dari pemikiran manusia. Jika alam semesta lenyap, maka matematika juga akan lenyap, seperti halnya konsep-konsep lain seperti demokrasi atau permainan catur.

Perdebatan tentang asal-usul matematika, apakah diciptakan atau ditemukan, mungkin tidak akan pernah berakhir. Selama lebih dari 2.300 tahun, pertanyaan ini telah memancing diskusi tanpa jawaban yang pasti. Namun, satu hal yang jelas: matematika terus menjadi alat penting yang membantu manusia memahami alam semesta.

Entah kita memandang matematika sebagai "penemuan" atau "ciptaan," kebenarannya tetap bahwa matematika adalah bahasa universal yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Melalui matematika, kita dapat menjembatani misteri alam semesta dan menemukan solusi untuk tantangan di dunia nyata. Matematika, tanpa peduli asal-usulnya, akan selalu menjadi sahabat setia manusia dalam memahami dunia.

Kontributor : Pasha Aiga Wilkins

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI