Pemompaan Air Tanah Sebabkan Bumi Miring 31,5 Inci dalam Dua Dekade

Jum'at, 29 November 2024 | 14:21 WIB
Pemompaan Air Tanah Sebabkan Bumi Miring 31,5 Inci dalam Dua Dekade
Ilustrasi bumi (pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam waktu kurang dari 20 tahun, Bumi telah mengalami kemiringan hingga 31,5 inci, dan penyebab utamanya ternyata berasal dari aktivitas manusia.

Sebuah studi yang diterbitkan di Geophysical Research Letters mengungkap bahwa ekstraksi air tanah secara masif menjadi faktor terbesar di balik pergeseran kutub rotasi planet kita.

“Kutub rotasi Bumi sebenarnya sering berubah,” ujar Ki-Weon Seo, ahli geofisika sekaligus penulis utama studi tersebut yang dikutip dari Unilad pada Jumat (29/11/2024).

“Namun, studi kami menunjukkan bahwa redistribusi air tanah memiliki dampak paling signifikan terhadap pergeseran kutub ini.”

Baca Juga: Mandatalam Earth Run 2024: Lari Menuju Bumi yang Hijau Run For Earth" di Podomoro Park, Bandung

Dampak Ekstraksi Air Tanah

Studi ini menganalisis data dari tahun 1993 hingga 2010 dan menemukan bahwa sekitar 2.150 gigaton air tanah telah dipompa dari bawah permukaan bumi selama periode tersebut.

Air ini kemudian mengalir ke lautan, menyebabkan redistribusi massa yang cukup besar sehingga memengaruhi sumbu rotasi planet.

Perubahan ini tidak hanya memengaruhi kemiringan Bumi tetapi juga berkontribusi pada kenaikan permukaan laut sebesar 0,24 inci—angka yang cukup signifikan dalam konteks perubahan iklim global.

Apa itu Air Tanah dan Mengapa Penting?

Baca Juga: Review Novel 'Selena', Mengungkap Identitas Guru Matematika yang Misterius

Air tanah adalah air yang tersimpan di bawah permukaan bumi, biasanya di dalam tanah atau lapisan batuan. Sumbernya berasal dari hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah, membentuk akuifer.

Air ini diekstraksi untuk berbagai keperluan, seperti irigasi, konsumsi domestik, hingga aktivitas pertambangan.

Namun, pemompaan air tanah secara berlebihan, terutama di wilayah seperti Amerika Utara dan India barat laut, telah memicu dampak besar terhadap rotasi Bumi dan kenaikan permukaan laut.

Kekhawatiran Ilmuwan

Temuan ini memberikan wawasan penting, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran.

“Sebagai seorang ayah dan penduduk Bumi, saya terkejut mengetahui bahwa pemompaan air tanah menjadi sumber lain kenaikan permukaan laut,” kata Seo.

Surendra Adhikari, peneliti NASA yang sebelumnya mempelajari efek pemompaan air tanah pada sumbu Bumi, juga menyebut hasil penelitian ini sebagai pengingat bahwa aktivitas manusia memiliki dampak langsung terhadap planet ini.

Langkah Ke Depan

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara pemompaan air tanah dan pergeseran kutub rotasi, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan strategi untuk mengelola sumber daya air secara lebih berkelanjutan.

"Mengamati perubahan kutub rotasi Bumi membantu kami memahami variasi penyimpanan air dalam skala besar," tambah Seo.

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong langkah-langkah mitigasi yang lebih baik untuk memerangi kenaikan permukaan laut dan melindungi keseimbangan planet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI