Jaringan berbahaya ini menjangkau 19 juta alamat IP unik di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, menjadikannya botnet terbesar yang pernah dibuat.
Admin botnet menjual akses ke server proxy yang terpasang di perangkat pengguna dengan aplikasi yang terinfeksi kepada penjahat siber lainnya, dan skema ini digunakan untuk serangan dunia maya, pencucian uang, dan penipuan massal.
“Permintaan aplikasi VPN di semua platform, termasuk ponsel pintar dan komputer, terus meningkat," kata Vasily Kolesnikov, Pakar Keamanan di Kaspersky, dalam keterangan resminya, Kamis (28/11/2024).
Pengguna cenderung percaya bahwa jika mereka menemukan aplikasi VPN di toko resmi, seperti Google Play, aplikasi tersebut aman dan dapat digunakan untuk mendapatkan konten yang awalnya tidak tersedia di lokasi mereka.
Menurutnya, mereka juga berpikir akan lebih baik jika layanan VPN ini gratis!
Namun, dia menambahkan, hal ini sering kali berakhir menjadi jebakan, seperti yang dibuktikan oleh kasus-kasus terkini dan statistik yang menunjukkan lonjakan kasus aplikasi VPN berbahaya.

"Agar tetap aman, pengguna harus tetap waspada terhadap ancaman ini dan menggunakan solusi keamanan, beserta layanan VPN yang andal dan tepercaya,” tutupnya.